Siapa yang Bertahan di Allianz Arena?

Selasa, 17 April 2012 – 21:35 WIB
MUNICH - Laga panas akan tersaji di Allianz Arena,  München, antara tuan rumah Bayen Munchen melawan utusan Spanyol, Real Madrid, Rabu (18/4) dini hari nanti. Di stadion ini pula satu dari dua raksasa sepak bola Eropa akan berhak mendapatkan tiket  bertanding di partai final 19 Mei mendatang.

Lalu siapa yang akan bertahan di stadion ini?

Di atas kertas Real Madrid memang  terlihat unggul. Pasalnya tim dari ibukota para matador ini merupakan peraih tropi Champions terbanyak sejak 1956 silam. Los Blancos 12 kali masuk final dengan rekor sembilan kali juara dan tiga kali sebagai runner up. Terakhir Madrid meraih tahta ini 2002 lalu.

Terlebih kini anak asuh Jose Mourinho ini tengah dalam kondisi on-fire. Mengingat posisi puncak di liga domestik masih diduduki. Selain itu hampir semua punggawa utama siap tampil kecuali pemain pelapis Lassana Diara dan Carvalho yang absen karena cedera.

Namun demikian tuan rumah tak bisa dianggap enteng. Meski sedang kurang bagus di Bundesliga, The Bavarian mempunyai rekor baik saat meladeni madrid di laga semi final liga ini. Mereka pernah bertemu empat kali  yakni tahun 1976, 1987, 2000 dan 2001. Dari jumlah itu tiga kali Munchen hanya sekali kalah dari Madrid yakni pada  pertemuan tahun 2000.

Sementara dalam daftar juara Champion, Munchen berada di posisi ke empat dengan raihan empat kali juara yakni tahun 1974, 1975, 1976 dan 2001. Selain itu mereka juga pernah empat kali menjadi runer-up yakni tahun 1982, 1987, 1999 dan 2010.

Namun demikian meski di atas kertas Madrid  terlihat unggul, Jose Mourinho tak memungkiri fakta mereka kalah tiga kali dalam empat laga semifinal champions terakhir. Karena itulah Mou, menyebut dalam laga ini tuan rumah lebih diunggulkan.

"Saya tidak merasa diunggulkan. Lebih penting dari perkiraan saya adalah pendapat masyarakat, para ahli seperti Franz Beckenbauer dan Ottmar Hitzfeld, yang merasa Bayern lebih difavoritkan karena pengalaman pertandingan terakhir (kami)  melawan mereka,’’ ujarnya sebagaimana dilansir situs resmi UEFA, Senin (16/4) waktu setempat.

Sementara itu pelatih Munchen, Jupp Heynckes sendiri paham benar bagaimana tipikal permainan Madrid. Pasalnya pria berambut perak ini pernah menukangi Madrid dan mempersembahkan trofi Liga Chamapion 1998 silam. Kala itu Madrid mengalahkan wakil Italia, Juventus  di Amsterdam Arena dengan skor 1:0. Namun demikian, Heynckess tetap meminta anak asuhnya waspada. Madrid menurutnya kini adalah tim yang tangguh yang sulit ditaklukkan.

"Mereka (Madrid)  mengalami banyak peningkatan musim inidan serangan mereka sangat impresif," ujarnya.

Meski menjadi tuan rumah Heynckess merasa pihaknya berada dalam tekanan yang lebih besar. Di mana, Munchen harus keluar sebagai pemenang agar tidak sekedar menjadi penonton dalam laga final nanti di kandang sendiri.

"Menembus final disini di Munchen adalah motivasi ekstra penting buat kami. Pemain saya percaya diri dan  sangat termotivasi. Setiap orang focus, mereka ingin meraih mimpi dan memainkan partai final di sini di Munchen," pungkasnya.

Usai laga ini, giliran Munchen yang akan bertandang ke Santiago Barnabeu pekan depan. Hasil dari laga tersebut, akan berhak kembali ke Allianz Arena untuk menantang pemenang antara Barcelona dan duta Inggris, Chelsea. Kita tunggu saja.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lupakan Barca Demi Bayern

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler