jpnn.com, JAKARTA - Sentral Organisasi Sayap Swadiri Indonesia (Soksi) bersiap mengakhiri konflik internal yang sudah menahun. Organisasi yang ikut mendirikan Partai Golongan Karya itu berencana mengakhiri konflik melalui musyawarah nasional (Munas) bersama yang digelar di Jakarta pada 10-12 Oktober mendatang.
Saat ini ada tiga kubu kepengurusan di SOKSI, yakni versi Ade Komarudin, Lawrence Siburian, serta Ali Wongso Sinaga. Kubu Ali Wongso meneruskan kepemimpinan Rusli Zainal.
BACA JUGA: Golkar Gelar Rakornis, Kader Diajak Doakan Setnov
Menurut sekretaris jenderal SOKSI kubu Ali Wongso, M Muas menyatakan, sejauh ini sudah ada 20 dewan pimpinan daerah (Depidar) yang menyatakan kesediaan untuk hadir pada munas bersama. "Mereka yang akan hadir ini adalah yang ikut dalam Munas SOKSI di Bogor (tahun 2010, red)," kata Muas di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/9).
Lebih lanjut Muas menjelaskan, agenda utama munas bersama SOKSI adalah melaksanakan pemilihan ketua umum. Pendaftaran calon ketum akan dibuka mulai 30 September dan ditutup pada 2 Oktober.
BACA JUGA: Terbukti Korupsi Alquran, Fahd Arafiq Siap Jalani Hukuman
Siapa pun kader SOKSI yang memenuhi persyaratan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) dipersilakan untuk mendaftar.
"Setiap calon yang mendaftar akan diverifikasi oleh tim pengarah, hasilnya akan ditetapkan pada 4 Oktober," kata Muas.
BACA JUGA: Tok Tok Tok... Kader Golkar Terbukti Korupsi Alquran Lagi
Ketua Harian Dewan Pembina SOKSI Oetojo Oesman menambahkan, satu-satunya jalan untuk mengakhiri konflik tiga kubu di organisasi yang didirikan mendiang Suhardiman itu adalah menggelar munas bersama. Oetojo mengharapkan munas bersama menjadi titik balik bagi SOKSI bersatu lagi dan melangkah ke depan.
"Munas ini dalam rangka mengembalikan hak konstitusional SOKSI agar para kader memiliki landasan hukum dan kesempatan maju sebagai calon legislatif," kata mantan Menteri Kehakiman itu.
Politikus senior Golkar yang pernah menjabat sebagai sekjen SOKSI pertama itu menyebut dari tiga kubu yang ada, saat ini praktis tinggal dua kubu. Kubu Rusli Zainal meredup seiring proses pidana yang menjerat mantan gubernur Riau itu.
Sedangkan kubu Ade Komarudin sebenarnya telah ditawari untuk bisa ikut dalam munas bersama. Namun, kata Oetojo, kubu Akom -panggilan Ade Komarudin- cenderung tak mau bergabung.
"Tidak semua mau ikut, Ade Komarudin cenderung tidak bersedia. Kami sendiri tetap menyampaikan undangan agar tetap bisa hadir demi menjemput hak konstitusionalnya," ujarnya.(bay/JPK)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPP Golkar Desak Novanto Mundur, Doli Curiga Ada Permainan
Redaktur & Reporter : Antoni