jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek Muhamad Hasan Chabibie mengungkapkan tantangan pembelajaran ke depan akan makin besar.
Pendayagunaan teknologi informasi di dunia pendidikan diharapkan bisa makin optimal seiring pembelajaran hybrid antara tatap muka terbatas dan jarak jauh.
BACA JUGA: Luncurkan KIHAJAR 2021, Kemendikbudristek Targetkan Gaet 70 Ribu Siswa
Kemendikbudristek menjawab itu dengan memperkuat program KIHAJAR sebagai wadah eksplorasi digital bagi siswa seluruh jenjang lewat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Hal ini untuk meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, pendayagunaan TIK, dan pendidikan karakter.
BACA JUGA: Mas Nadiem Meluncurkan Program KIHAJAR 2021, Begini Penjelasannya
"KIHAJAR hadir untuk memberi ruang kemerdekaan bagi siswa dan guru dalam proses belajar agar lebih menyenangkan dan maksimal,” tutur Hasan, dalam taklimat media daring, Jumat (26/11).
Aktivitas ini, lanjutnya, senapas dengan semangat Mendikbudristek Nadiem Makarim, guru belajar hal baru tentang teknologi bisa memperoleh akses dan pelatihan yang praktis serta relevan menjawab kebutuhan pembelajaran abad 21.
BACA JUGA: 64.555 Siswa se-Indonesia Berkompetisi di Ajang KIHAJAR STEM BASIC
"Ini bagian ikhtiar kami menjaga nyala api pembelajaran dengan menghadirkan konten digital yang bisa diakses guru-guru kita,” tutur Hasan.
Dia menjelaskan KIHAJAR STEM 2021 telah berlangsung dan berhasil diikuti 10.038 tim. Sebanyak 7.530 tim lolos pada tahap dasar. Kemudian 1.889 lolos pada tahap menengah. Akhirnya, sebanyak 388 tim lolos mengikuti tahap final.
Terdapat 20 pemenang KIHAJAR STEM dengan masing-masing lima pemenang per jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK.
Selain itu, Pusdatin juga menggelar Program Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK), yaitu program peningkatan kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja yang ditetapkan UNESCO.
"Guru-guru peserta PembaTIK berkesempatan menjadi Duta Rumah Belajar untuk menyosialisasikan pendayagunaan TIK ke dalam pembelajaran," terang Hasan.
Dia menambahkan guru-guru ini akan menjadi penggerak dan inspirasi guru-guru serta komunitas di wilayah representatif mereka untuk membangun budaya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.
Hasan mengungkapkan PembaTIK tahun ini diikuti 80 ribu guru hingga terseleksi 1.020 guru per provinsi yang mengikuti tahap menengah. Setelahnya, berhasil ditetapkan 34 guru terbaik dari 34 provinsi sebagai Duta Rumah Belajar 2021.
Di samping itu ada juga MembaTIK (membuat bahan ajar berbasis TIK), Festival Video Edukasi (FVE), lomba membuat aplikasi mobile edukasi (MAME), program daerah jawara belajar.id,
"Semua penghargaan tersebut telah diserahkan saat malam Anugerah KIHAJAR 2021 pada puncak Hari Guru Nasional, 25 November," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad