Siapkan SDM Pertanian Modern, PPMKP Ciawi Diminta Lakukan Transformasi Metode Pelatihan

Kamis, 04 Maret 2021 – 20:06 WIB
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi berbicara di kantor PPMKP Ciawi, Kamis (4/3). Foto Humas Kementan

jpnn.com, CIAWI - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi melakukan transportasi metode pelatihan guna mendapatkan SDM pertanian yang berkualitas unggul.

PPMKP Ciawi merupakan salah satu unit kerja di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) khususnya Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian yang bertugas dalam memberikan pelatihan manajemen dan kepemimpinan aparatur.

BACA JUGA: Kementan Gandeng Kemendikbud Demi Memperkuat Peran SDM Pertanian

Mentan SYL mengatakan bahwa ilmu pertanian harus terus diperbarui agar bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

"Saat ini kita sudah memasuki era industri 4.0. Artinya, pertanian pun harus diperbarui. Harus ada sentuhan sains dan teknologi. Dan itu membutuhkan SDM berkualitas," katan Mentan SYL.

BACA JUGA: Aksi Koboi Bripka MJ Melepas Tembakan Bukan soal Tagihan Pembayaran Tuak, Oh Ternyata

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi di PPMKP Ciawi, Kamis (4/3).

"Saat ini kita sedang melakukan transformasi dari konvensional ke modern termasuk juga teknologi dari tradisional ke modern. Kalau tradisional masih menggunakan manual, atau tenaga ternak. Tradisional membuat produktivitas rendah, waktunya lama. Kalau kita mengandalkan cara tradisional sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan," katanya.

BACA JUGA: Peringatan Serius, BMKG Minta Warga Jabodetabek Waspada Jelang Malam Nanti

Oleh karena itu, siap tidak siap maka transformasi harus dilakukan. Dedi Nursyamsi juga menjelaskan ciri-ciri pertanian modern adalah cepat, produktivitasnya tinggi, dan didukung pemanfaatan IT.

"Dengan cara modern, proses produksi bisa lebih cepat. Apalagi dengan inovasi 4.0 semua dikendalikan dengan komputer atau internet off things," kata Dedi.

Untuk mendukung hal itu, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian modern serta SDM yang juga modern.

"Mindset, dan pemikiran yang modern pun dibutuhkan. Kalau masih menggunakan cara berpikir konvensional maka tidak bisa mengendalikan alat pertanian modern, teknologi pertanian modern," jelasnya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, untuk menciptakan atau mencetak SDM yang modern, dibutuhkan juga pelatih yang modern seperti widyaiswara, dosen, penyuluh yang profesional, serta berdaya saing.

"PPMKP Ciawi bertugas menghasilkan dan melatih aparatur pertanian yang berjiwa entrepreneurship tinggi, yang profesional, berdaya saing. PPMKP Ciawi mempunyai tugas yang mulia. Oleh karena itu, semua harus melakukan transformasi yang modern," tegas Dedi.

Dia juga menyampaikan proses transformasi bisa dimulai dari pelatihan Pra Jabatan yang lebih banyak diisi generasi milenial. Metodologi pelatihan pun harus dilakukan transformasi. Karena, milenial mempunyai ciri kritis, cerdas, cepat menguasai IT.

"Metode pelatihan yang manual zaman dulu jangan diterapkan lagi, seperti contohnya pelatihan untuk pra jabatan yang sekarang dikenal dengan latsar (pelatihan dasar). Sekarang harus menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan generasi milenial. Dan kita harus siap dengan perubahan-perubahan yang kini seketika kian berubah," ujarnya.

Menurut Dedi Nursyamsi, yang tidak kalah penting adalah melakukan transformasi mindset atau perubahan cara berpikir dari konvensional ke modern. Hal itu bisa dimulai dari hal kecil.(*/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler