Kementan Gandeng Kemendikbud Demi Memperkuat Peran SDM Pertanian

Rabu, 03 Maret 2021 – 20:21 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Mendikbud Nadiem Makarim teken kerja sama penguatan SDM pertanian. Hadir juga Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Rabu (3/.3). Foto: Humas BPPSDMP.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan menggenjot petani milenial untuk menciptakan pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) yang digelar BPPSDMP melalui aplikasi Zoom, Rabu (3/3/2021).

BACA JUGA: Kepala Badan BPSDMP Cek Langsung Penerapan Protokol Kesehatan di PPI Curug

Jalinan kerja sama dalam bentuk Kesepakatan Bersama Kesinergisan Bidang Pertanian tersebut ditandatangani langsung oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Mendikbud Nadiem Makarim secara virtual.

Selain itu dilakukan juga penandatanganan Kerja Sama Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian antara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi dengan Dirjen Perguruan Tinggi Kemendikbud Nizam.

BACA JUGA: Menag Gus Yaqut Datangi Gedung KPK, Ada Urusan Apa?

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan akan berusaha mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern.

"Oleh karena itu, kita harus bertindak cepat agar mencapai kinerja yang lebih baik. Kita juga harus memaksimalkan potensi SDM yang kita punya. Juga memanfaatkan teknologi yang mutakhir," kata Syahrul.

BACA JUGA: Bersaing dengan Guru Muda, Honorer K2 Gencarkan Tryout Mulai Besok

Menurutnya, Indonesia adalah negara besar yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

"Kalau kita mau meramu apa yang paling cepat untuk dipersiapkan besok, maka yang paling siap adalah pertanian. Kita punya kultur tanah yang luar biasa. Sinar matahari yang melimpah, air yang mencukupi, dan jumlah manusia yang tidak kecil. Tetapi itu semua harus didukung sains, riset dan teknologi. Oleh karena itu pertanian membutuhkan Kemendikbud untuk menyiapkan SDM yang lebih baik," ujarnya.

Mentan yang beken disapa dengan inisial SYL juga menargetkan sebanyak 2,5 juta petani milenial hasil dari vokasi bidang pertanian.

"Oleh karena itu, kita dukung percepatan dan kerja sama ini. Kita butuh tenaga-tenaga yang siap kerja, butuh perguruan tinggi yang memiliki laboratorium, butuh SDM yang tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga praktik di lapangan," tuturnya.

Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan hal serupa. Menurutnya, pertanian dan pendidikan adalah sektor yang bisa bersinergi.

"Potensi pertanian dan pendidikan sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari ketersediaan SDM dan SDA. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi untuk memaksimalkan potensi itu," ujar Nadiem.

Menurutnya, kerja sama yang dijalin meliputi penelitian, pengabdian, dan lainnya.

"Kemendikbud juga menyiapkan perwujudan generasi emas melalui Kampus Merdeka yang juga bisa dimanfaatkan mahasiswa pertanian," ujarnya.

Perihal Kampus Merdeka ini juga yang diangkat dalam kegiatan MAF yang dimoderatori Kepala Pusat Pendidikan BPPSDMP Idha Widi Arsanti. Tema yang diusung adalah "Dukungan Petani Milenial dalam Penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka".

Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan penguatan SDM harus dilakukan.

"SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, kita akan terus mengupayakan peningkatan SDM pertanian," ucap Dedi.

Hal yang harus dilakukan menurut Dedi Nursyamsi, adalah meningkatkan kualitas petani milenial.

"Saat ini, sektor pertanian kita banyak diisi petani tua. Oleh karena itu kita harus melakukan regenerasi. Kita harus menyiapkan petani milenial yang berkualitas," ucap dia.

Menurut Dedi, upaya untuk mendapatkan petani milenial berkualitas itu bisa didukung oleh Kampus Merdeka.

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengatakan bahwa Indonesia sudah memasuki industri 4.0 di mana teknologi berkembang dengan sangat pesat. Sistem cerdas sudah hadir di tengah-tengah masyarakat.

"Sistem cerdas juga sudah terjadi di pertanian. Smart farming pun sudah menjadi bagian dari pertanian melalui pemanfaatan Internet of Thing," jelasnya.

Nizam menambahkan, Kampus Merdeka membuka ruang seluas-luasnya buat mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan minatnya.

"Mahasiswa pertanian juga bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan smart farming, atau bisa juga untuk mengembangkan pemasaran," katanya.

Narasumber lainnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Barat Mohammad Taufiq Budi Santoso mengatakan program petani milenial di Jawa adalah mendukung program Kementan.

Di antaranya menumbuh kembangkan wirausaha muda, dan mengubah wajah pertanian menjadi segar agar generasi milenial agar tertarik menjadi petani dengan pemanfaatan teknologi digital.(*/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler