jpnn.com, JAKARTA - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), kawasan industri nikel terbesar di Indonesia berkomitmen menaruh perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia.
Salah satu pengembanga itu melalui pelatihan berbagai keahlian dan kemampuan bagi masyarakat di Maluku Utara.
BACA JUGA: PT IWIP Dukung Pengembangan UMKM di Maluku Utara
Terbukti, sejak 2019 hingga 2022, total peserta yang mengikuti pelatihan tersebut mencapai 17.358 orang dengan berbagai jenis keterampilan alat berat meliputi pelatihan excavator, wheel loader, dump Truck, dan welder.
Humas PT IWIP Bilal Sau mengatakan program pelatihan ini merupakan upaya PT IWIP dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap dalam dunia industri.
BACA JUGA: Perhatian PT IWIP Pada Ketenagakerjaan Dipuji Sultan Tidore
Harapannya, lanjut Bilal, angkatan kerja di Maluku Utara bisa terserap secara optimal, dengan begitu maka angka pengangguran juga bisa diminimalisir.
“Untuk pelatihan ini, kami memprioritaskan masyarakat Maluku Utara. Namun, tidak menutup kemungkinan dari luar juga bisa ikut bergabung. Selama pelatihan kami juga menyediakan akomodasi dan konsumsi untuk peserta pelatihan,” ujar Bilal, Senin (3/10).
BACA JUGA: PT IWIP Serahkan Alat Tangkap Perikanan, Berdayakan Nelayan di Halmahera Timur
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di Halmahera Tengah yang mengalami penurunan, bahkan turunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) tidak terlepas dari kehadiran PT IWIP.
“Para peserta ini akan mengikuti pelatihan dalam rentang waktu tertentu. Di akhir nanti peserta bakal mengikuti ujian, dan jika dinyatakan lulus, mereka langsung bisa di kontrak menjadi karyawan PT IWIP," kata Bilal.
Salah satu peserta pelatihan alat berat, Risal Abdullah mengatakan telah mengikuti pelatihan excavator selama satu bulan dua hari.
Risal mengaku dirinya lebih berniat untuk mengikuti pelatihan meskipun selama mengikuti pelatihan belum terikat kontrak sehingga belum memperoleh gaji.
“Tidak masalah belum dapat gaji karena memang saya ingin belajar dulu. Nanti kalau sudah punya skill kan lebih bagus,” ungkapnya.
Senada dengan Risal, peserta pelatihan yang lain, Rahmad Ahmad lebih memilih mengikuti pelatihan, bahkan rela meninggalkan kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
“Alhamdulillah dari sebelumnya saya tidak punya skill sama sekali, sekarang sudah bisa berbagai macam teknik,” kata Rahmad.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari