Siapkan Tentara Bayaran untuk Bantu Anti-Kadhafi

Jumat, 08 April 2011 – 08:17 WIB

BENGHAZI - Kemunafikan kubu koalisi semakin terlihatSetelah berencana menyuplai senjata kepada kalangan anti-Muammar Kadhafi meski PBB melarang, mereka kini juga bersiap meniru tindakan penguasa Libya itu, yang dulu mereka kecam habis-habisan

BACA JUGA: Dubes AS di Ekuador Diusir

Yaitu, menyewa tentara bayaran


Seperti dilansir Daily Mail kemarin (7/4), para serdadu bayaran tersebut nanti bertugas melatih pasukan pemberontak yang memang kebanyakan berasal dari kalangan nonmiliter

BACA JUGA: NATO Tuding Kadhafi Gunakan Tameng Manusia

Juga, yang tidak kalah penting, menyupervisi langsung gerak mereka di lapangan


Misalnya, mereka akan bertindak sebagai penghubung kubu pemberontak dengan NATO selaku wakil pasukan koalisi

BACA JUGA: Berlusconi Absen, Sidang Ditunda

Dengan begitu, hasil serangan udara bakal semakin efektif"Sudah jelas kami tidak bisa menang dengan hanya mengandalkan serangan udara," ujar sebuah sumber di kalangan militer Inggris kepada Daily Mail"Kami akan menyerang target dari udara dan mereka yang melanjutkan pekerjaan di darat," papar dia

Ide tersebut memang berasal dari militer InggrisKarena itu, tentara bayaran yang disiapkan adalah para mantan personel pasukan khusus Angkatan Udara dan Angkatan Laut Inggris yang kini bekerja di perusahaan penyedia jasa keamanan swasta

Nah, kalau Inggris dan rekan-rekannya di koalisi menyiapkan sisi teknis, urusan pembiayaan para serdadu bayaran itu akan diserahkan ke negara-negara Arab kaya, seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab SaudiSaat ini Qatar yang sudah dilobiSebab, negeri monarki itu memang terlibat aktif di koalisi dengan menyediakan pesawat tempur.

Kalau benar terlaksana, tindakan koalisi tersebut jelas semakin jauh dari misi sebenarnya, yaitu melindungi warga sipil dari hajaran pasukan KadhafiDalih yang mereka gunakan-seperti juga dalam rencana menyuplai persenjataan ke kubu pemberontak- adalah frasa "menggunakan segala cara (untuk melindungi warga sipil)" yang memang ada di Resolusi PBB Nomor 1973 tentang Libya.  

Penggunaan tentara bayaran itu sekaligus tampak seperti menjilat ludah sendiriSebab, ketika memutuskan terjun untuk menyerang Libya dari udara, koalisi menyorongkan fakta bahwa Kadhafi menyewa tentara-tentara bayaran dari Chad, Nigeria, dan sejumlah negara Afrika lain guna menyikat gerakan prodemokrasi

Yang paling gembira kalau rencana itu dilaksanakan tentu saja kubu anti-KadhafiSebab, sebelumnya, Kepala Staf Militer Pemberontak Abdel-Fattah Younis mengkritik keras terlalu birokratisnya prosedur di NATO sebagai penanggung jawab serangan udara ke Libya

Menurut Younis, dibutuhkan waktu delapan jam sebelum permintaan serangan udara dipenuhi"Kalau selama itu, orang-orang mungkin sudah mati dan itu terjadi persis di hadapan komunitas internasionalApa yang dikerjakan oleh NATO" ucap Younis seperti dikutip Associated Press

Tudingan itu dibantah Carmen Ramero, juru bicara NATOMenurut dia, jumlah serangan udara justru kian meningkat setiap hariNamun, Misrata, kota yang dikuasai pemberontak tapi digempur habis oleh pasukan Kadhafi, tetap menjadi prioritas

Kebanyakan "tentara" pemberontak memang berasal dari kalangan sipil, yang tentu saja tidak punya pengalaman tempurAntara lain, pedagang, pekerja kantoran, atau mahasiswaMeski semangat tempur mereka tidak diragukan, tanpa pengalaman militer, mereka gampang sekali dihalau loyalis Kadhafi dari kota-kota yang pernah mereka kuasai, selain Benghazi.

Selain itu, persenjataan minim dan tidak ada komando yang jelas di lapanganBahkan, tentara pemberontak yang satu dengan lainnya kerap tidak saling kenal"Terlalu banyak (tentara) yang tidak berkomandanItu masalah besar," kata Ibrahim Mohammed, salah seorang tentara pemberontak, kepada New York Times

Di pihak lain, selain tentara profesional, Kadhafi masih punya 40 ribu milisi sipil bersenjata yang setiap saat siap dipanggil untuk perangJuga, tentu saja keunggulan amunisiSementara itu, buruknya koordinasi antara pemberontak dan NATO sebagai wakil koalisi kembali terjadi kemarinSebagaimana dilansir BBC, 13 pejuang oposisi tewas di Ajdabiya karena serangan udara NATO yang salah sasaran

Seorang pejuang oposisi mengatakan bahwa dirinya menyaksikan setidaknya empat rudal NATO ditembakkan ke arah para pejuang anti-Kadhafi"Yang tewas banyak dan yang terluka lebih banyak lagi," katanya kepada BBCInsiden tersebut adalah friendly fire ketiga, yaitu salah tembak pasukan NATO ke arah pasukan pemberontakDi dua kejadian sebelumnya, juga timbul korban nyawa di kalangan pejuang anti-Kadhafi(c11/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Krisis Nuklir Dapat Rp 100 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler