Siaran Live Artis Dinilai Hanya Keruk Keuntungan

Minggu, 28 Desember 2014 – 07:20 WIB
PERSALINAN: Meski ditayangkan secara langsung di sebuah saluran televisi, Anang tetap menemui media lain yang akan memberitakan kelahiran putrinya. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com - SIARAN langsung event pribadi selebriti selama berjam-jam kerap mengundangperhatian Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pihak KPI prihatin dengan siaran live berlebihan tersebut. Dalam hal ini, dari sisi konten maupun durasi.

Terakhir, lembaga yang bertugas mengawasi berbagai konten televisi tersebut gerah dengan tayangan langsung persalinan Ashanty. Menilai berlebihan, KPI melayangkan surat peringatan kepada RCTI sebagai stasiun televisi yang menyiarkan program tersebut.

BACA JUGA: Rating Tinggi Raffi-Gigi, Anang-Ashanty Kalah Jauh

KPI juga pernah melayangkan protes kepada penyelenggara tayangan live pernikahan Raffi-Nagita. Yakni, Trans TV dan RCTI.

Dihubungi beberapa waktu lalu, Komisioner KPI Agatha Lily mengatakan bahwa selain berlebihan, tayangan berdurasi panjang berarti merampas hak masyarakat untuk mendapatkan tontonan lain melalui layar kaca.

BACA JUGA: Alyssa Merasa Tercukupi dari Seorang Dude

’’Ini juga berkaitan dengan durasi yang tidak wajar, seolah memaksa masyarakat mengonsumsi program yang belum tentu disukai. Dari mana kami tahu tidak disukai? Ini dari banyaknya pengaduan masyarakat,’’ tegas Lily.

Lily mengatakan, meski hanya berupa teguran tertulis, dia yakin hal itu memberikan efek jera bagi stasiun televisi yang bersangkutan.

BACA JUGA: Kelabakan Karena Hubungan Neymar dengan Mahasiswi Kedokteran

Dia mengharapkan stasiun televisi yang lain tidak mengulangi itu. Kasus tersebut, menurut dia, menjadi pelajaran semua pihak, baik pihak stasiun televisi maupun pemasang iklan.

’’Nggak bisa jadi alasan bisnis semata. Memang ukurannya adalah rating, share. Tetapi, masyarakat kita sudah cerdas, terbukti dengan banyaknya keluhan yang masuk ke KPI,’’ terang dia.

Head of Corporate Secretary RCTI Adjie S. Soeratmadjie saat dihubungi Jawa Pos menuturkan, pihaknya sudah memikirkan matang-matang sebelum menayangkan secara live reality show, baik pernikahan Raffi-Nagita maupun persalinan Ashanty.

’’Sudah pasti secara internal ada proses seperti itu. Kami menimbang dan mengukur segmentasi publik dan pencapaian rating, iklan, segala macam,’’ tegas Adjie.

Lebih lanjut, Adjie menjelaskan bahwa yang utama bagi RCTI ialah memberikan tayangan berkualitas. Menurut dia, sejumlah tayangan live kegiatan artis yang disiarkan RCTI tetap memiliki nilai edukasi.

Terkait dengan surat peringatan yang dilayangkan KPI kepada RCTI, dia menjelaskan bahwa pihaknya menghormati pandangan dan penilaian KPI terhadap tayangan tersebut.

’’Tapi, kami punya argumentasi sendiri. RCTI adalah lembaga penyiaran swasta (LPS). Tapi, kami tidak melulu mencari keuntungan. Tayangan berkualitas bagi masyarakat adalah yang penting buat kami,’’ bebernya.

Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berdialog dengan KPI terkait dengan masalah tersebut. ’’Mereka (KPI) tidak mempermasalahkan kontennya. Mereka hanya mempersalahkan durasinya yang lama. Ya, mereka minta durasinya yang layak aja,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Juru Bicara Trans TV Hadiansyah Lubis mengatakan, pada pernikahan Raffi-Nagita terselip unsur budaya yang  layak disaksikan banyak orang.

’’Ini hanya momentum. Ini menjadi pelajaran, gini loh proses public figur menikah. Tradisi kebudayaan mereka. Adat dan sopan santun. Itu yang harus dilihat juga,’’ tuturnya.

Pengamat Media Dadang Rahmat Hidayat memandang siaran live menjadi ajang untuk mencari keuntungan. Misalnya, menaikkan rating siaran dan mengundang iklan.

’’Seharusnya stasiun televisi itu cari yang pantas lah buat ditonton masyarakat. Banyak kok program yang lebih bagus untuk disajikan,’’ ucap mantan ketua KPI itu. Dia juga mengharapkan KPI tegas menanggapi kasus tersebut. (dod/c5/c4/nda)


Pro-Kontra Siaran Langsung Aktivitas Artis

Lembaga Penyiaran Swasta:
Mampu menaikkan rating dan share
Banyak permintaan atau banyak yang menonton
Memiliki sisi edukasi
 
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI):
Program acara tidak layak ditonton
Merampas hak masyarakat untuk mendapatkan tontonan lain yang lebih layak
Pemilik siaran hanya mengejar keuntungan

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Avril Lavigne Kecanduan Bill Cosby


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler