Siasat Ditjen Hortikultura Kementan Pacu Pengembangan Varietas Cabai Unggul

Sabtu, 17 Agustus 2019 – 15:32 WIB
Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai upaya konkret mengamankan pasokan cabai, terutama saat musim kemarau seperti saat ini. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai upaya konkret mengamankan pasokan cabai, terutama saat musim kemarau seperti saat ini.

Langkah-langkah perbaikan produksi hingga pascapanen cabai gencar dilakukan. Seluruh kawasan cabai terutama yang memasok kebutuhan Jabodetabek telah  diinventarisasi potensi produksinya.

BACA JUGA: Kinerja Kinclong Sektor Pertanian Hadiah Mentan untuk HUT Ke-74 RI

"Lahan cabai memang banyak yang terdampak kekeringan sehingga berpengaruh terhadap produksi. Belum lagi imbas dari jatuhnya harga cabai beberapa waktu lalu yang berlangsung cukup lama membuat petani tidak optimal merawat tanamannya," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat melakukan monitoring lapang cabai di lahan cabai Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kamis (15/8).

BACA JUGA: Kinerja Kinclong Sektor Pertanian Hadiah Mentan untuk HUT Ke-74 RI

BACA JUGA: Wagub Jatim Dorong BUMD Jadi Pemasok Benih Bawang Putih Nasional

Dirinya menyatakan bahwa Kementerian Pertanian sudah melakukan serangkaian upaya taktis, strategis, dan komprehensif.

Langkah-langkah tersebut di antaranya mengoptimalkan bantuan sarana pengairan, memaksimalkan panen, pengawalan sentra produksi, hingga konsolidasi dengan petugas dinas pertanian dan petani di sentra utama.

BACA JUGA: Siasati Musim Kemarau, Ditjen Hortikultura Pacu Pengembangan Varietas Cabai Unggul

Menurut Dirjen yang akrab dipanggil Anton ini, pihaknya akan memacu pengembangan cabai varietas lokal yang tahan terhadap berbagai cuaca dan gangguan OPT.

"Produksi cabai varietas lokal akan kami tingkatkan karena terbukti pada saat kemarau seperti ini bertahan dibanding jenis hibrida. Bahkan cabai lokal di Leces ada yang bertahan panen sampai 25 kali. Petani setempat menyebutnya Cabai Patalan," tukas Anton.

Pihaknya akan mendorong benih-benih lokal tersebut untuk segera disertifikasi dan dikomersialkan sebagai benih unggul bermutu.

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Timur diminta untuk mengawal selama proses berlangsung.

Di tempat yang sama, Direktur Perbenihan Hortikultura Sukarman mengaku siap memberikan bantuan benih unggul guna menjaga stabilitas produksi cabai di musim kemarau.

"Untuk jangka pendek kami berikan benih unggul hibrida untuk ditanam sebagai percontohan. Kami berikan petani benih yang produksinya tidak kalah dengan cabai lokal. Benih cabai harus bebas dari penyakit biar hasil panennya maksimal. Benih cabai yang dihasilkan dari pertanaman bisa berpontensi terinfeksi penyakit atau dikenal dengan seed born desease," jelas Sukarman.

Misbahul Munir, Kelompok Tani Talang Sari Dua yang juga penerima program PUPM dari Kementerian Pertanian, mengaku selama ini lebih memilih cabai rawit lokal yang dikenal dengan patalan.

"Saya bersama anggota kelompok menyatakan kesiapan melaksanakan percontohan lahan multi varietas cabai unggulan bermutu dengan harapan nantinya akan meningkatkan produktivitas hasil panen cabainya," ujar Mishabul.

Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, saat ini terdapat 1.682 hektare areal cabai rawit se-Kabupaten Probolinggo yang diperkirakan akan mulai panen di awal oktober nanti.

Selama ini hasil panen cabai dari Kabupaten Probolinggo banyak memasok pasar pasar Jawa Timur hingga Kalimantan. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Irjen Kementan Terkait Pencopotan Pejabat Ditjen Hortikultura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler