Siasati Inovasi Teknologi, Ini Jurus Jitu Bu Risma Bertahan di Era Disrupsi

Rabu, 23 Juni 2021 – 08:30 WIB
Mensos Tri Rismaharini mengatakan penggunaan teknologi terbukti memperkuat skala usaha kecil dan menengah. Foto: Humas Kemensos RI

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini tidak menampik inovasi teknologi membawa sejumlah dampak.

Penggunaan teknologi terbukti memperkuat skala usaha kecil dan menengah, sehingga meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat kurang mampu.

BACA JUGA: Ada yang Baru di Kantor Kemensos, Sama Seperti Saat Risma Jadi Wali Kota Surabaya

Risma menyatakan inovasi teknologi telah memudahkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, di samping dampak positif, kemajuan teknologi juga membawa tantangan.

BACA JUGA: Bu Risma Blak-blakan ke Raffi Ahmad soal Nagita, Ternyata...

“Teknologi menjadi kebutuhan di era digital. Misalnya, bisa membantu pengelolaan usaha agar lebih sejahtera. Teknologi itu bagus, memang ada kekhawatiran bisa mengurangi jumlah pekerja,” kata Risma di Jakarta (22/6).

Dia memahami dampak negatif disrupsi teknologi, salah satunya konsekuensi adanya pengurangan karyawan.

BACA JUGA: Bu Risma Beri Contoh Perjuangan Raffi Ahmad dan Chef Renatta Raih Sukses

Risma mencontohkan dari 10 menjadi empat.

"Karena tugasnya telah digantikan teknologi. Namun kami yakin, dampak ini bisa diatasi," ujarnya.

Eks Wali Kota Surabaya itu menyebutkan hal itu bisa diatasi asal mampu melihat berbagai peluang sekaligus tantangan dengan bantuan teknologi.

“Lalu, sisa enam pegawai itu bisa ditempatkan di posisi lain yang cocok agar tetap produktif. Meskipun ujung-ujungnya tetap menggunakan teknologi,” kata Mensos.

Di era digital, lanjutnya, tidak ada lini kehidupan terhindar dari penggunaan teknologi. Sebab yang efisien akan bertahan sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain.

“Jadi, penggunaan teknologi bisa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun yang terpenting adalah mencari daya ungkit yang cocok,” kata Mensos.

Sebagai bukti penggunaan teknologi bisa mendongkrak produktifitas, sejak 2010 saat menjadi Wali Kota Surabaya telah membuat proyek Pahlawan Ekonomi dan pejuang muda dari kelompok miskin.

“Kedua proyek di Surabaya menjadi bukti bahwa produktif menggunakan teknologi, ternyata bisa meningkatkan kesejahteraan,” kata Mensos.
Menurutnya, dukungan teknologi kepada usaha mikro dan kecil di Surabaya membantu mereka untuk bertahan.

Surabaya dengan 3 juta penduduk merupakan pasar yang potensial, terlebih pada saat masa pandemi Covid-19 bisa bertahan dan naik 200 persen adalah luar biasa.

“Cerita ibu rumah tangga, dari proyek pahlawan ekonomi dan pejuang muda saat pandemi produk mereka yang justru naik 200 persen. Ini jelas bukti,” katanya.

Dia menyebut saat menggunakan teknologi untuk memasarkan produk hal yang diperhatikan adalah pandai dan jeli melihat peluang-peluang sesuai dengan situasi setempat.

Surabaya tidak cocok untuk usaha tekstil tetapi, kata Risma, masih ada celah yang bisa diolah, seperti produk daun kering dan eceng gondok yang kini tembus pasar ekspor.

“Sebenarnya, Tuhan telah memberikan segala sesuatu kepada kita semua, tinggal bagaimana bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” kata Mensos.

Terlebih dulu mereka diajarkan cara penggunaan teknologi, cara pemasaran produk, pengelolaan keuangan serta akhirnya banyak yang sudah meraih sukses.

“Setelah diajari alhamdulillah dulunya punya utang, kini punya 3 rumah dan mobil, bahkan ada penjual semacam pecel yang punya mobil-mobil mewah,” katanya.

Selain itu, kata Risma, ada kisah sukses dari insinyur peternakan mengeluh sekolah tinggi-tinggi, tetapi belum bekerja maka oleh Risma disarankan gabung dengan para programmer.

“Terakhir ketemu insinyur itu pakai topi koboi, dengan usaha beromzet Rp 2 miliar hasil dari menggabungkan ilmu peternakan dengan teknologi,” kata Mensos. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler