Sidang Isbat Tertutup, Ini Alasannya

Minggu, 14 Juni 2015 – 07:11 WIB
Ilustrasi (Dok Jawa Pos)

jpnn.com - JAKARTA – Sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1436 Hijriah akan berlangsung tertutup. Sidang penentuan awal puasa tersebut akan dilaksanakan Selasa, 16 Juni.

 

Kepastian sidang isbat digelar tertutup itu disampaikan Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin. "Komisi VIII DPR meminta sidang digelar tertutup. Tanpa mereka minta, Kemenag memang memutuskan bahwa sidang isbat digelar tertutup," jelasnya di Jakarta Sabtu (13/6).

BACA JUGA: ANG Dieksekusi Akibat Konspirasi, Ini Arahnya...

Machasin menerangkan, rangkaian sidang isbat terdiri atas tiga sesi. Yang pertama adalah prasidang. Sesi itu terbuka untuk umum dan boleh diliput media. Isinya adalah analisis dari ahli astronomi. Sesi kedua adalah sidang inti atau utama. "Sesi ini yang tertutup dari liputan media massa," ujar dia.

BACA JUGA: Eksekutor Pembunuh ANG Ternyata Selalu Berbaur Polisi dan Massa di TKP

Sesi utama tersebut antara lain berisi paparan atau laporan tim pemantau hilal (rukyat). Kemudian, dalam sesi sidang utama itu, dibahas kapan jatuhnya 1 Ramadan. Dalam sidang utama tersebut, setiap ormas Islam yang diundang dimintai pandangan masing-masing.

Sesi yang ketiga adalah paparan kepada media. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan memaparkan hasil sidang isbat kepada publik. Dengan cara tersebut, potensi perdebatan di antara ormas Islam dalam sidang tidak akan diketahui masyarakat.

BACA JUGA: Margareith Bayar Pembunuh ANG Rp 2 Miliar

"Tetapi, esensi hasil sidang isbat bisa diketahui masyarakat," tutur Machasin. Biasanya, sebelum pukul 20.00 WIB, hasil sidang isbat sudah bisa diumumkan.

Machasin menyatakan, seluruh ormas Islam diundang untuk mengikuti sidang isbat. Dia berharap semuanya datang dan menunjukkan kekompakan umat Islam di Indonesia. Seperti diketahui, tahun lalu Muhammadiyah menarik diri dari sidang isbat karena proses sidang yang terbuka.

Pimpinan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan, Kemenag sudah mengambil keputusan yang bijak dan menjadi fasilitator yang baik. Sidang isbat yang tertutup dinilainya sebagai suatu instrumen untuk saling menghormati.

"Karena itu, saya menduga Muhammadiyah akan datang," ujar pria yang juga ketua Komisi VIII DPR tersebut. (wan/c9/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBNU Kecewa Jokowi Tak Tunjuk Asad Said Ali jadi Kepala BIN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler