jpnn.com, JAKARTA - Jajaran Mantan Direksi PT Timah mengungkapkan harga operasional milik PT Timah lebih mahal dibandingkan dengan smelter milik swasta.
Hal ini diungkpakan saat menjadi saksi persidangan dugaan kasus korupsi PT Timah dengan terdakwa Harvey Moeis yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) pada Kamis (3/10) kemarin.
BACA JUGA: Sidang Kasus Korupsi Timah, Saksi Bantah Dana CSR untuk Harvey adalah Fee
Mantan Direktur Operasi Alwin Albar mengatakan dirinya pernah melakukan pengecekan pada 2017 bahwa biaya peleburan di PT Timah di luar bahan baku antara 5.500 hingga 6.000 US Dolar per ton logam timah.
"Kami pernah cek di akhir 2017 itu biaya di luar bahan baku totalnya 6.000an US Dolar, saya lupa detailnya, tidak ada dokumen disini," ucap Alwin.
BACA JUGA: Terungkap, Harvey Moeis Terima Puluhan Juta Rupiah dari Perempuan Ini
Sementara itu, Eks Direktur Utama Mochtar Riza Pahlevi Tabrani juga menyebutkan biaya operasional yang besar itu salah satunya dari banyaknya karyawan PT Timah.
"Kami sepakat dengan biaya sewa waktu itu, saya sudah melihat komponen struktur biaya PT Timah selama berapa tahun terakhir ya memang kalau kita lihat di operasi harga pokok produksinya lumayan tinggi," kata dia.
BACA JUGA: Korupsi Timah Harvey Moeis Menyeret Dirkrimsus Polda Babel & Kasat Reskrim, Begini Ceritanya
Dia pun menjelaskan bahwa jumlah karyawan mencapai 4.400 orang, belum termasuk outsourcing.
"Belum outsourcing ada 2.000 dan itu sudah berlanjut dari jaman sebelumnya," tuturnya.
Senada, Mantan Direktur Keuangan Emil Ermindra menyebut beban pokok pendapatan dari produksi logam timah berada di kisaran 5.500 hingga 6.000 US Dolar per ton di luar bahan baku.
"Secara pengalaman, beban pokok pendapatan itu antara 5500-6000an lebih," ujar Emil.
Dirinya juga pernah mencatat, pada 2017 biaya operasional smelter PT Timah untuk menghasilkan logam timah sebesar 6.200 US Dolar per ton.
Sedangkan, biaya sewa smelter PT Timah dengan smelter swasta hanya sebesar 4.000 US Dolar per ton logam.
Emil menyebut, jika ingin membandingkan dengan biaya sewa smelter swasta, biaya yang dikeluarkan PT Timah lebih besar.
"Jadi, kalau mau analisa apple to apple, harus komponennya sama. Kalau kami anggap biaya peleburan yang kami sewakan itu langsung mendapatkan logam, berarti ini beban pokok pendapatan untuk logam itu," jelas Emil. (mcr4/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi