JAKARTA – PT Sido Muncul berkomitmen tidak hanya mengejar omzet bisnis semataPerusahaan jamu modern yang bermarkas di Semarang-Jawa Tengah itu dikenal getol membantu masyarakat kurang mampu lewat program tanggung jawab perusahaan alias corporate social responsibility (CSR)
BACA JUGA: Atasi Macet, Hatta Gagas Sistem Jalan Berbayar
Tahun ini Sido Muncul telah menganggarkan dana sebesar Rp 10 miliarBACA JUGA: Bea Cukai Izinkan Satu Importer Impor Film Hollywood
Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul mengatakan, penderita katarak di Indonesia tergolong tinggi, yakni mencapai 2 juta orang
BACA JUGA: Lifting Minyak Rendah, Boediono Kecewa
"Sido Muncul akan memberikan bantuan operasi mata katarak bagi 5 ribu penderita," kata Irwan Hidayat kepada INDOPOS (Group JPNN) di Jakarta, Rabu (18/5)Pihaknya, kata Irwan, juga menularkan kepedulian ini ke masyarakat luas lewat iklan katarakDia mengaku, pembuatan iklan itu menyedot hampir senilai Rp 8 miliarDalam waktu dekat iklan kedua segera menyusulMenurut Irwan, tayangan iklan itu sangat efektif menarik kepedulian masyarakatPasalnya, jumlah penyumbangnya terus mengalir
Data terakhir pada bulan lalu terkumpul Rp 600 juta hanya dalam tempo empat bulan, melonjak dari sebelumnya yang hanya Rp 100 jutaDalam gerakan ini, Sido Muncul menggandeng Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami), Yayasan Mata Hati Peduli Kesehatan Mata, Palang Merah Indonesia (PMI), dan INDOPOS Group
Program lain yang masih berkelanjutan adalah membikin iklan yang mengangat potensi pariwisata daerah di IndonesiaTak tanggung-tanggungOngkosnya mencapai sekitar Rp 18 miliar"Kita akan launching lagi iklan yang di Labuan Bajo kedua, lalu Maluku, dan SamosirTargetnya tempat-tempat itu masyarakat makin mengenal dan lebih banyak dikunjungiItu biayanya hampir 18 miliar lah kira-kira," jelasnya
Sementara itu, saat ditanya target penambahan produksi pabrik produk unggulannya yakni Tolak Angin, ia mengatakan, akan memaksimalkan produksi hingga 70 juta sachet per bulan"Target tahun ini saya tak bisa ngomong jumlahnya, tapi harapannya bisa naik 15 persenSebab permintaan terus meningkatSekarang ini orang lebih senang minum sebelum kena masuk angin," ujarnya. Ia menceritakan, pabrik yang dibangun pada 2007 itu menghabiskan biaya sekitar Rp 70 miliarSedangkan pada pabrik Kuku Bima mencapai Rp 170 miliar(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirancang Mobil Murah untuk Petani
Redaktur : Tim Redaksi