Signal Siap Tampung Pengguna WhatsApp yang Kecewa

Selasa, 12 Januari 2021 – 03:50 WIB
Aplikasi perpesanan Signal. Foto: Signal

jpnn.com - Signal hadir sebagai pilihan alternatif bagi pengguna WhatsApp yang mungkin berpikir untuk pindah.

Popularitas Signal makin melejit menyusul bos Tesla Elon Musk mengajak pengikutnya di Twitter untuk menggunakan aplikasi obrolan yang aman itu beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Heboh Kebijakan Baru WhatsApp, Telegram Sindir Lewat Meme Peti Mati

Signal makin banyak diunduh dan digunakan di berbagai negara di dunia, termasuk India, di mana aplikasi itu menjadi aplikasi gratis teratas di Google Play India.

Migrasi dari WhatsApp ke Signal makin gencar setelah WhatsApp yang dimiliki Facebook memperbarui privasi dengan meminta izin untuk mengumpulkan data pengguna, termasuk nomor telepon dan lokasi mereka.

BACA JUGA: Telegram Tambah Banyak Fitur Baru, Mulai dari Voice Chat hingga Edit Foto

Signal yang tadinya memiliki pengguna sekitar 100.000 orang, dari pantauan di Google Play pada Senin sudah diunduh 10 juta kali, setelah pada 17 Desember lalu aplikasi merilis pembaruan teranyar.

Pada 14 Desember 2020, Signal juga mengumumkan telah meluncurkan panggilan grup (group call) di Signal. 

BACA JUGA: Siap-siap, WhatsApp Bakal Gulirkan 5 Fitur Baru Tahun Ini

Group Call tersedia gratis, privat, dan terenkripsi dari ujung ke ujung sehingga aman digunakan.

Meski baru bisa untuk panggilan grup dengan partisipan hanya 5 orang, ini adalah kabar baik bagi pengguna Signal dan orang-orang yang pengin beralih dari WhatsApp.

Signal juga berjanji akan segera meningkatkan kemampuan Signal untuk bisa melakukan panggilan grup dengan partisipan lebih banyak.

Meski WhatsApp sekarang sudah mencapai 5 miliar unduhan di Google Play, bukan tidak mungkin Signal bakal dengan cepat juga meraih banyak pengguna.

Sejumlah media di dunia melaporkan bahwa selain di India, Signal juga makin populer di Jerman, Perancis, Austria, Finlandia, Hong Kong, dan Swiss

Siapa kreatornya?
Signal yang banyak digunakan di kalangan jurnalis itu didirikan oleh mantan orang WhatsApp Brian Acton bersama ahli enkripsi Moxie Marlinspike.

WhatsApp diakuisi Facebook pada Februari 2014 seharga 22 miliar dolar, membuat Acton menjadi miliarder.

Acton, empat tahun kemudian, yakni pada September 2017 keluar dari Facebook setelah pemilik media sosial terbesar dunia itu Mark Zuckerberg ingin memonetisasi WhatsApp dengan menargetkan iklan dan pesan komersial.

Bersama Moxie Marlinspike, yang sekarang menjadi CEO Signal, Acton membuat Signal Messenger Llc pada Januari 2018. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler