jpnn.com - JAKARTA - Pidato Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai berat sebelah dan tidak independen dalam menyikapi kasus dugaan penistaan agama yang disebut melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Ada kesan SBY menggiring Polri menjadikan Ahok (panggilan akrab Basuki,red) sebagai pesakitan," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan, Rabu (2/11).
BACA JUGA: PDIP: Masalah Honorer K2 Warisan Masa Lalu
Menurut mantan komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini, sikap SBY tersebut secara tak langsung telah sangat merugikan Ahok yang saat ini tengah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI, bersaing dengan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Apalagi Agus merupakan anak SBY dan juga ikut bertarung dalam Pilkada, jadi secara tak langsung telah merugikan Ahok," ujar Edi.
BACA JUGA: Gerindra Senang Jokowi Tak Lindungi Ahok
Edi juga menilai pidato SBY yang menyebut Ahok harus diproses dan jangan kebal hukum, sangat tidak bijaksana.
Menurutnya, pernyataan itu bisa dianggap sebagai tekanan politik terhadap kepolisian.
BACA JUGA: Innalillahi..Kapal Mengangkut 93 Orang TKI Tenggelam
"Apalagi SBY adalah mantan presiden, jadi seharusnya tidak bersikap seperti itu. SBY bisa menyampaikan langsung kepada presiden," ujar Edi.
Sebelumnya dalam konferensi pers di Cikeas, Rabu pagi, Presiden Indonesia keenam tersebut menyatakan, kalau tuntutan massa yang akan berunjukrasa pada Jumat (4/11) tidak didengar, maka sampai lebaran kuda bakal ada unjukrasa.
"SBY seharusnya ikut mendinginkan suasana dan jangan justru memanaskan situasi politik di tanah air. Mengingat pendukung Ahok juga tidak sedikit dan bisa membuat situasi politik menjadi panas di tanah air," ujar Edi.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dai Aswaja: Aksi 4 November tidak Diridhai Allah
Redaktur : Tim Redaksi