Sikapi Fenomena Jual Hotel, Ali Zamroni DPR: Pandemi Bikin Bisnis Pariwisata Tak Menentu

Jumat, 12 Februari 2021 – 07:43 WIB
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Ali Zamroni (kiri). Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Industri pariwisata yang terus memburuk akibat pandemi Covid-19 membuat pelaku usaha hotel dan restoran tak mampu lagi bertahan.

Beberapa hotel berbintang sudah mulai ditawarkan kepada investor, baik melalui penjualan langsung maupun lewat marketplace.

BACA JUGA: Guru Dihapus Dari Formasi CPNS 2021, Ali Zamroni: Itu Kezaliman

“Ya memang tidak bisa disalahkan Kemenparekraf sendirian. Karena pandemi ini melanda seluruh dunia. Fenomena jual hotel itu, juga terjadi di negara-negara lain,” kata Anggota Komisi X DPR Ali Zamroni kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Lebih lanjut, Ali mengatakan pemerintah sudah mengucurkan sekitar Rp3,3 triliun dana hibah untuk pariwisata. Dengan rincian sebanyak 70 persen akan disalurkan kepada pelaku usaha hotel dan restoran.

BACA JUGA: Puluhan Ribu Guru Honorer Segera Diangkat Jadi PPPK, Begini Respons Ali Zamroni DPR

“Dana tersebut digunakan untuk menjalankan operasional sehari-hari serta menerapkan protokol kesehatan CHSE. 30 persen lainnya akan diberikan kepada Pemda," ungkapnya.

Bahkan, kata Ali, pemerintah terus melakukan berbagai kebijakan mendukung pariwisata, termasuk membolehkan hotel-hotel sebagai lokasi isolasi mandiri.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ustaz Maaher Berkomunikasi dengan Rizieq, Janji Moeldoko, Panglima TNI Perintah Bombardir

“Yang membuat hotel tak  bisa bertahan, karena Pandemi Covid-19 ini tidak bisa diprediksi, kapan akan berakhir. Kondisi inikan sulit membuat rencana bisnis," terang Anggota Fraksi Partai Gerindra.

Legislator dari Dapil Banten I ini memahklumi bahwa pengusaha hotel dan restoran dalam kondisi terjepit. Karena pengusaha hotel memiliki tanggung jawab terhadap kredit perbankan.

“Dia pasti punya utang dengan bank yang harus dibayar. Meski perbankan sudah memberikan restrukturisasi utang, tetapi kan ada batasannya. Tidak mungkin bank terus-menerus memberikan restrukturisasi. Bank juga punya daya tahan yang terbatas,” paparnya.

Dalam situasi seperti ini, lanjut Ali lagi, pengusaha sudah melakukan langkah efisiensi dan penghematan dalam manajemen, termasuk PHK, potong gaji, dan lain-lainnya.

“Namun langkah itu, belum juga mampu menolong chasflow perusahaan, ya mungkin salah satu jalan terbaik, ya mau tak mau dijual," ungkapnya.

Disinggung saran kepada pemerintah, Ali dengan tegas meminta agar kebijakan vaksinasi yang sudah diprogram harus segera dipercepat.

“Presiden menargetkan sekitar 12 bulan selesai, vaksinasi. Namun lagi-lagi itu tergantung dari jumlah vaksin yang tersedia. Bahkan ada yang memperkirakan vaksinasi baru selesai sekitar 5 tahun. Makanya kita dorong pemerintah mempercepat,” pungkasnya.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler