Sikapi Rasisme, JCI Indonesia Gelar World Friendship Day

Senin, 17 April 2017 – 20:54 WIB
Project Director Silatnas World Friendship Day Rina Saadah (kiri). Foto: JCI Indonesia for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi mendapat perlakuan tidak mengenakan di Bandara Changi, Singapura.

Pria yang karib disapa Tuan Guru Bajang (TGB) itu mendadak dimaki-maki oleh salah satu calon penumpang asal Indonesia bernama Steven Hadi Sulistyo.

BACA JUGA: Panen Kecaman Gara-Gara Iklan Pepsi

Warga NTB pun mendesak pihak berwajib memproses Steven.

Sebab, makian Steven berbau rasis sehingga mengancam kehidupan masyarakat NTB yang toleran.

Junior Chamber International (JCI) Indonesia yang selama ini concern menolak rasisme juga turut mengecam sikap Steven.

JCI Indonesia juga akan menggelar Silatnas World Friendship Day.

Event itu diharapkan bisa membangun toleransi terhadap perbedaan adat serta budaya di Indonesia.

"Berangkat dari persoalan bangsa yang menyangkut persatuan dan kesatuan inilah JCI akan mengadakan Silatnas World Friendship Day 2017. Acara ini nantinya sebagai pengingat akan pentingnya semangat persahabatan dalam menjaga perdamaian,"ungkap Project Director Silatnas World Friendship Day Rina Saadah, Senin (17/4).

JCI menyesalkan insiden yang menimpa TGB. Menurut Presiden JCI Jandi Mukianto, seluruh penduduk Indonesia seharusnya mengedepankan toleransi.

"Sebagai bangsa yang majemuk, kita harus bena-benar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini agar tidak terpecah belah. Karenanya segala bentuk yang mengarah pada perpecahan harus kita lawan," ujar Jandi.

Menuurt Jandi, tindakan yang dilakukan Steven terhdap TGB sangat tidak terpuji.

"Kami tegas mengutuk sikap itu, terlebih dilakukan kepada sosok yang sangat kita hormati," kecam Jandi.

Dia menjelaskan, tindakan Steven tak mewakili sikap etnis dan agama tertentu. Menurutnya, semangat kebersamaan serta penghargaan kepada keberagaman yang ada di Indonesia sudah final dan diatur dalam nilai-nilai Pancasila serta UUD 1945.

"Siapa saja yang mencoba mengusik persatuan yang sudah terbina dengan baik, layak dijadikan musuh bersama dan layak diperangi karena dapat mengancam persatuan kita bersama," ujarnya.

"Kita pantas bangga memiliki tokoh seperti Tuang Guru Bajang. Beliau sangat arif dalam melihat permasalahan yang dialami. Untuk itu, kami dari JCI meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden ini. Steven layak mendapat hukuman yang setimpal agar memahami apa yang telah dia perbuat sudah melukai hati banyak pihak,” papar Jandi.

Jandi pun berharap, kejadian yang menimpa TGB dijadikan pembelajaran dan tidak terulang.

Semua pihak sebaiknya dapat menahan diri agar tidak membuat gelombang unjuk rasa dalam jumlah besar.

Menurut Jandi, hal itu berpotensi dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga membuat suasana semakin tidak kondusif.

"Apa yang telah diperlihatkan oleh Tuan Guru Bajang, layak menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Sebaiknya semua pihak dapat menahan diri dan menyerahkan penyelesaian kasus ini kepada pihak berwajib sesuai dengan semangat yang telah ditunjukkan Tuan Guru," tambah Jandi.

Jandi berpesan, generasi muda Indonesia tidak melakukan provokasi-provokasi seperti yang telah dilakukan Steven.

Dia mengatakan, generasi muda jauh lebih terhormat bila merawat kebinekaan. Sebab, generasi muda akan menjadi penerus tongkat estafet Indonesia.

"Generasi muda lebih baik mengisi kemerdekaan dengan melakukan kreativitas positif ketimbang melakukan hal-hal konyol yang malah merusak dan menjauhkan kita dari semangat bangsa yang berbudaya luhur," pungkas Jandi. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler