Silakan Kumpulkan Botol Plastik ya, Bisa Ditukar Sembako

Minggu, 01 Desember 2019 – 18:23 WIB
Warga yang menukarkan sampah plastik dengan sembako. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Sampah plastik menjadi masalah di mana-mana, termasuk di Jakarta dan sekitarnya. Padahal, ada beberapa plastik yang dibutuhkan oleh perusahaan daur ulang, jenis PET (Polyethylene Terephthalate). Namun, seringkali plastik tersebut justru diabaikan dan menjadi sampah yang mengotori lingkungan.

Data Kementerian Perindustrian menyebutkan, kebutuhan baku industri daur ulang plastik sebanyak 913 ribu ton dipenuhi dari dalam negeri, sedangkan 320 ribu ton dari negara lain.

BACA JUGA: Daur Ulang Botol Plastik PET Bisa Berulang Kali

Adapun kebutuhan nasional selama ini, Indonesia memerlukan bahan baku plastik untuk produksi sebanyak 7,2 juta ton per tahun.

Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastik lokal disuplai oleh industri Petrokimia di dalam negeri seperti PT Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical.

BACA JUGA: Menteri Siti: Indonesia Tidak Ketinggalan Dalam Tata Kelola Sampah

"Karenanya kami luncurkan mobil edukasi pilah sampah plastik di kawasan waduk Gintung, Cirendeu, Tangerang Selatan. Mobil ini menerima sampah botol plastik yang bisa ditukarkan dengan sembako," kata Eni Saeni, Koordinator Komunitas Plastik untuk Kebaikan di Cirendeu, Tangsel, Minggu (1/12).

Dituturkannya, penukaran sembako sebenarnya hanya insentif untuk membangun kesadaran dan budaya masyarakat untuk memilah sampah plastik terutama sampah botol kemasan.

BACA JUGA: Kesadaran Masyarakat Indonesia Memilah Sampah Masih Rendah

“Ini edukasi kepada masyarakat. Juga menyadarkan mereka jika sampah botol kemasan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena ada demand yang kuat dari industri daur ulang plastik,” lanjutnya.

Komunitas ini pun berharap, produsen dapat berkontribusi terhadap masalah sosial dan lingkungan yang ditimbulkan akibat produk yang telah menjadi sampah. Salah satu caranya adalah dengan membangun demand terhadap sampah kemasan sehingga menumbuhkan pasar plastik bekas non botol seperti sachet dan plastik-plastik kemasan lain.

“Selama ini, kebutuhan industri yang tinggi baru pada plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate) yang bisa di daur ulang kembali menjadi plastik,” kata Eni.

Untuk tahap awal, mobil sembako keliling akan beroperasi di wilayah Tangerang Selatan. Selanjutnya mobil edukasi pilah sampah plastik akan berkeliling, mendatangi rumah warga di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Bogor.

Mobil keliling beroperasi setiap Jumat dan Sabtu pagi. Untuk jadwalnya operasi akan diberitahukan melalui akun medsos komunitas Plastik untuk Kebaikan. Yaitu di FB, Twitter, IG, dan YouTube.

"Apa yang kami lakukan hanya bagian kecil untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan membudayakan tata kelola sampah mulai dari rumah," ujarnya.

Jika sebelumnya, masyarakat hanya mengenal sampah dibuang ke TPS lalu diangkut ke TPA, ke depan persoalan sampah selesai di rumah dengan cara dipilah. Sampah botol plastik atau kertas dapat dijual, sedangkan sampah organik bisa dibuat pupuk.

“Paradigma baru yang harus dibangun adalah pilah, kumpulkan, jual, atau tukarkan, sedekahkan sampah plastik ke pemulung. Dengan melakukan tindakan kecil ini, Anda telah ikut serta menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan,” ujar Eni.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Tangsel Toto Sudarto yang hadir pada acara ini melepas 80-an relawan Komunitas Plastik untuk Kebaikan yang dipusatkan di halaman kampus Pasca Sarjana UIN untuk memungut sampah di sepanjang Situ Gintung.
Toto mengapresiasi gerakan ini karena mengajak masyarakat untuk menyelesaikan persoalan sampah dari rumah, memilah sampah botol plastik dan menukarkan sampah tersebut dengan sembako.(esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler