"Di APBD murni saja (2012) Silpa hanya Rp50 miliar. Kenapa di APBD perubahan justru naik menjadi Rp497 miliar. Berarti ada tambahan Silpa sekitar Rp447 miliar. Angka ini harus dijelaskan, karena cukup mencengangkan,” ujar Gaffar kepada Samarinda Pos (JPNN Grup).
Akibat tingginya nilai Silpa tersebut, APBD-P 2012 Kota Samarinda menjadi Rp 2,5 triliun atau naik sekitar Rp 600 miliar dari APBD murni 2012 yang nilainya Rp 1,9 triliun. Diakui Gaffar, kenaikan APBD yang ditopang dari Silpa tersebut sangatlah besar. Bahkan, katanya, nilai Silpa tersebut terbesar dalam sejarah penyusunan APBD di Kota Samarinda.
“Biasanya nilai APBD murni dengan APBD Perubahan tidak terlalu berbeda jauh. Kalaupun ada perubahan, justru menurun karena menyesuaikan. Tapi kali ini, APBD-P justru naik sekitar 35 persen,” tambahnya.
Sekadar informasi, Silpa timbul akibat perencanaan proyek atau kegiatan yang sudah dianggarkan dalam APBD murni, namun belum dilaksanakan di lapangan. Sehingga anggaran yang sudah dialokasikan, dikembalikan untuk masuk ke APBD selanjutnya.
“Tapi bisa juga Silpa timbul akibat proyek yang sudah dikerjakan tapi belum dibayar. Tapi apapun itu, angka Silpa di APBD-P cukup besar. Dengan sisa waktu penggunaan anggaran hanya sekitar empat bulan, cukup sulit untuk memaksimalkan anggaran sebesar itu,” pungkasnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Samarinda, Ismansyah mengakui tingginya angka Silpa yang mencapai setengah triliun rupiah tersebut. Hanya saja, dia mengatakan bahwa hal tersebut memang wajar terjadi. Pasalnya, pembahasan APBD 2012 beserta pengesahannya dilakukan setahun sebelumnya, yakni 2011 lalu. Artinya, perhitungan anggaran setiap tahun sebenarnya hanya bersifat prediktif atau perkiraan. Selanjutnya, jika masih kurang, baru bisa diluncurkan kembali pada APBD-P.
“Jadi untuk kepastiannya baru ditambah pada APBD-P. Tapi untuk masalah itu bukan wilayah kami. Itu ranahnya keuangan (BPKAD: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Red). Kami hanya mengurus soal program dan perencanaannya,” kata Imansyah kepada Samarinda Pos kemarin.
Meski begitu, Ismansyah memastikan jika APBD-P 2012 yang kabarnya mencapai Rp 2,5 triliun itu nantinya bisa digunakan secara maksimal dalam batas waktu sekitar empat bulan ke depan. Rencananya, anggaran yang ada akan difokuskan untuk pengadaan barang, serta semenisasi jalan dan gang. Berikut proyek fisik jangka pendek lainnya yang dianggap tak memakan waktu yang terlalu lama dalam prosesnya.
“Yang terpenting kita harapkan agar semua anggaran yang ada bisa terserap dengan baik. Jadi semua kegiatan yang sudah diprogramkan supaya bisa dijalankan dengan baik,” tuturnya.
Sedangkan untuk sisanya yang lain, lanjut Ismansyah, nanti ditambahkan untuk proyek-proyek multiyears. Pastinya, untuk APBD-P 2012 ini tak ada proyek baru selain lanjutan proyek multiyears serta proyek dalam skala kecil, dan diyakini bisa rampung akhir tahun nanti.
Disinggung soal kekhawatiran jika pos anggarannya bisa dialihkan, Ismansyah menegaskan hal itu tidak mungkin terjadi. Pasalnya, kata dia, proses pengalihan tidak mudah dan harus melewati mekanisme yang jelas. Termasuk dengan persetujuan anggota DPRD.
“Jadi saya pastikan, itu (pengalihan, Red) tidak mungkin terjadi. Apalagi sampai mengalihkan dari pos anggaran A ke pos anggaran B,” tegasnya. (yes/lee/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lahan Pemakaman Hampir Habis
Redaktur : Tim Redaksi