jpnn.com - Peminum ringan sampai sedang mungkin memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah. Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini tidak berlaku untuk orang-orang dengan penyakit hati berlemak.
Kebanyakan orang memiliki sedikit lemak di hati mereka, namun penyakit hati berlemak bisa didiagnosis bila lebih dari 5 persen hati mengandung lemak.
BACA JUGA: Waspada! 6 Makanan Ini Bikin Kesehatan Tulang Memburuk
Jika kondisinya tidak terkait dengan kerusakan hati akibat minum berat, ini dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) dan paling sering dikaitkan dengan obesitas dan kebiasaan makan tertentu.
Untuk studi saat ini, para peneliti meneliti data pada 5.115 orang dewasa berusia 18-30 tahun, mengikuti mereka selama 25 tahun untuk menilai kebiasaan minum mereka dan memeriksa bukti penyakit hati berlemak, penyakit jantung atau faktor risiko untuk masalah jantung.
BACA JUGA: Jahat, Komeng Minta Istrinya Bercinta dengan Deston
"Penyakit jantung sebenarnya adalah penyebab utama kematian pada orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol sehingga penting untuk menyelidiki kemungkinan faktor diet dan gaya hidup yang bisa membantu mencegah komplikasi penyakit jantung," kata penulis utama studi, Dr. Lisa VanWagner, seperti dilansir laman Lifescript, Minggu (24/9).
"Kami gagal menemukan hubungan antara penggunaan alkohol moderat dan berbagai macam penyakit jantung dan risiko penyakit jantung, termasuk tekanan darah, kolesterol atau deposit kalsium di arteri jantung," jelas VanWagner.
BACA JUGA: Ketahui Tanda Anda Kecanduan Alkohol
Untuk mencari hubungan antara penggunaan alkohol dan penyakit jantung, para peneliti memusatkan perhatian pada 2.479 peserta yang berada dalam penelitian selama 25 tahun dan belum memiliki riwayat serangan jantung atau gagal jantung, kerusakan hati terkait alkohol atau masalah lainnya seperti terlalu gemuk agar sesuai dengan pemindai CT untuk pencitraan hati.
Dalam analisis akhir, 570 peserta atau 23 persen memiliki NAFLD, para peneliti melaporkan dalam Gastroenterologi.
Sekitar 58 persen orang dengan NAFLD adalah peminum ringan atau sedang, sementara sisanya mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak minum.
"Minum dalam jumlah sedang didefinisikan rata-rata satu atau dua gelas sehari untuk pria dan satu hari untuk wanita,” kata VanWagner.
Peminum cenderung orang berkulit lebih putih, laki-laki dan memiliki pendidikan lebih baik.
Orang yang minum alkohol juga cenderung mengalami obesitas dan menderita diabetes.
Tapi tidak ada perbedaan dalam penyakit jantung atau faktor risiko penyakit jantung berdasarkan pada apakah orang dengan NAFLD abstain atau minum secukupnya.
Penelitian ini bukan percobaan terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana penggunaan alkohol bisa memengaruhi kesehatan jantung pada orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol.
Mungkin juga setidaknya beberapa peserta penelitian tidak jujur ??tentang kebiasaan minum mereka saat mereka disurvei dan beberapa mungkin telah meremehkan penggunaan alkohol mereka atau benar-benar memiliki penyakit hati berlemak alkohol.
"Penyalahgunaan alkohol adalah faktor risiko penyakit hati yang terkenal, mulai dari sirosis hingga kerusakan hati stadium akhir," kata Dr. Valerio Nobili dari Universitas La Sapienza dan Rumah Sakit Bambino Gesu di Roma, Italia.
"Ada juga kemungkinan bahwa penelitian tersebut tidak menemukan efek perlindungan dari alkohol bagi orang-orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol karena faktor lain seperti berapa banyak olahraga yang lakukan orang atau apa yang mereka makan," pungkas Nobili.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gini Hari Kok Masih Nekat Jual Oplosan...
Redaktur & Reporter : Fany