jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan kondisi terkini penyebaran Covid-19 di ibu kota.
Anies menyebutkan DKI Jakarta memasuki masa pandemi Covid-19 gelombang kedua.
BACA JUGA: Digital Banking Bank BJB Tumbuh Berlipat di Tengah Pandemi Covid-19
"Jakarta dalam kondisi kurang baik. Pandemi gelombang kedua ini masih melanda Jakarta," kata Anies Baswedan melalui akunnya di Instagram, Jumat (25/6) kemarin.
Anies menjelaskan pada hari jumat, sebanyak 6.934 kasus baru Covid-19 terjadi di ibu kota. Kasus ini, lanjut Anies lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 7.505 orang.
BACA JUGA: Begini Saran Wanita Emas untuk Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19
Mantan menteri pendidikan itu juga menjelaskan kasus aktif di DKI Jakarta mencapai 40 ribu kasus. Angka ini melebihi angka kasus aktif saat gelombang pertama pandemi Covid-19.
"Jumlah kasus aktif itu lebih dari 40 ribu di Jakarta, masih naik angkanya," kata dia.
BACA JUGA: Anggaran BTT DKI Jakarta Sisa Rp 186 Miliar, Tersedot untuk Penanganan Covid-19
Dia juga menjelaskan testing Covid-19 di DKI Jakarta sudah berkali lipat melebihi standar WHO dan terbesar di Indonesia.
"Testing di Jakarta sudah naik 13,5 kali lipat dari standar WHO. Bahkan, kalau dihitung proporsi Indonesia 45-50 persen testing yang ada di Indonesia itu ada di Jakarta," ungkap Anies.
Pria kelahiran 7 Mei 1969 itu juga mengungkapkan kapasitas rumah sakit yang menangani kasus Covid-19 juga terus ditingkatkan hingga menggunakan tenda darurat.
"Kalau saja minggu ini tidak menaikkan kapasitas RS dua minggu lalu, minggu kemarin sudah penuh 100 persen, sudah kolaps," sambungnya.
Anies juga menjelaskan beberapa rumah susun yang ada di Jakarta juga dialihfungsikan menjadi tempat isolasi terkendali di bawah pengawasan pemprov dan TNI-Polri.
"Seperti rusun Nagrak, rusun Pasar Rumput, disiapkan untuk menampung mereka-mereka perlu isolasi terkendali," kata dia.
Perihal vaksin, ungkap Anies, target vaksinasi di DKI Jakarta secara angka sudah memenuhi target.
Dia menjelaskan rata-rata 100 ribu orang perhari sudah menerima vaksin Covid-19.
"Namun kita semua masih belum bisa menahan laju pertumbuhan kasus, tingkat positivity rate kita di Jakarta di atas 30 persen padahal idealnya di bawah 5 persen," tutur mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Selain itu, tingkat keterisian rumah sakit juga tidak ideal sesuai standar WHO yang seharusnya di bawah 60 persen, tetapi di DKI Jakarta sendiri mencapai 90 persen.
"Lalu, pemakaman dengan protap Covid-19 juga masih tinggi. Peningkatan kasus anak-anak juga masih tinggi, bahkan dengan varian baru ini penularannya lebih cepat," kata Anies.(mcr8/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Kenny Kurnia Putra