jpnn.com - Para pasien covid-19 memiliki gejala yang berbeda-beda. Kini ada gejala baru virus corona yang disebut sebagai "Covid Tongue" atau gejala Covid-19 pada lidah.
Gejala ini disampaikan oleh Profesor epidemiologi di King's College London, Tim Spector. Spector menemukan dalam banyak kasus orang yang terinfeksi mengeluhkan perubahan warna lidah, pembesaran, dan masalah mulut lainnya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ferdinand Bela Abu Janda, Petugas Rutan KPK Dipukul, Penjelasan Mabes Polri
"Melihat peningkatan jumlah covid tongues dan sariawan yang aneh. Jika Anda memiliki gejala yang aneh atau bahkan hanya sakit kepala dan kelelahan, tetaplah di rumah," ujar Spector.
Covid Tongue ditemukan Spector pada pasien covid-19 yang mengaku merasa tak nyaman dengan lidah mereka. Setelah diteliti, ada bercak atau luka seperti sariawan pada lidah pasien yang terkadang bisa terasa sakit.
BACA JUGA: Marah Besar, Ini Pengakuan Pemuda yang Pukul Petugas RS
Meski demikian, kondisi ini juga bisa dialami oleh penderita sariawan biasa atau herpes. Sehingga meski muncul bercak atau luka mirip sariawan di lidah, bukan berarti orang tersebut positif Covid-19.
Di Spanyol, dokter mengamati 666 pasien Covid-19 dan menemukan bahwa 78 orang di antaranya menunjukkan "temuan rongga mulut".
Dari kelompok itu, 11 persen mengalami peradangan pada benjolan kecil di permukaan lidah, lalu enam persen mengalami lidah bengkak dan meradang dengan lekukan di samping.
BACA JUGA: 11 Ribu Tenaga Kesehatan sudah Menerima Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua
Enam persen menderita sariawan, empat persen memiliki area yang "tidak rata" di lidah, dan empat persen mengalami pembengkakan jaringan di mulut. Temuan ini tertuang dalam penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology.
"Rongga mulut membutuhkan pemeriksaan khusus dalam keadaan yang tepat untuk menghindari risiko penularan," tulis para peneliti dikutip NBC News.
Sebagai informasi, masalah lidah atau mulut selain sakit tenggorokan tak dimasukkan dalam daftar gejala Covid-19 yang disusun oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Namun badan tersebut mengakui masih mempelajari lebih lanjut tentang virus corona, sehingga mereka tidak menyertakan semua kemungkinan gejala pada pasien Covid-19. (nbc/ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia