jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kombinasi vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi booster.
Menurut dia, penggunaan vaksin booster didasari oleh ketersediaan vaksin yang dimiliki pemerintah.
BACA JUGA: Nikita Mirzani Bisa Begituan di Ranjang 8 Kali Dalam Semalam
Selain itu, lanjut Budi, pemerintah juga mempertimbangkan hasil penelitian yang dilakukan di dalam dan luar negeri.
Kombinasi vaksin yang disiapkan pemerintah juga telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
BACA JUGA: eFishery Dapat Kucuran Dana Rp 1,29 Triliun untuk Ekspansi ke Pasar Asia
Untuk itu, Menkes Budi menyampaikan kombinasi vaksin yang akan digunakan mulai Rabu (12/1).
"Untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin pertama dan kedua Sinovac, kami akan berikan vaksin boosternya setengah dosis Pfizer," kata Budi dalam konferensi pers, Selasa (11/1).
BACA JUGA: Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah Gandeng ITB Ahmad Dahlan Jakarta & PT Surya Ahda Digital
Tidak hanya itu, penerima vaksin primer Sinovac juga bisa menerima vaksin booster berupa setengah dosis AstraZeneca.
"Untuk vaksin primer AstraZeneca atau dua kali AstraZeneca, kami akan berikan vaksin boosternya setengah dosis Moderna," lanjut mantan wakil menteri BUMN itu.
Pria yang akrab disapa BGS itu mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan vaksin booster yang bersifat homologus dan heterologus.
Adapun homologus berarti jenis vaksin booster yang digunakan sama dengan vaksin primer sedangkan heterologus adalah vaksin booster yang berbeda dari vaksin primer sebelumnya.
"Hal ini kembali diberikan keleluasaan kepada masing-masing negara untuk bisa menerapkan program vaksin booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan sesuai dengan kondisi masing-masing negara pelaksana pemberian vaksin booster," papar Menkes Budi.
Menteri berusia 57 tahun itu menjelaskan vaksin heterologus terbukti meningkatkan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster homologus.
Dia juga mengatakan vaksin booster setengah dosis meningkatkan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster dosis penuh dan memberikan dampak kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang lebih rendah. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Dea Hardianingsih