Simak! Ini Peringatan dari Pak Ganjar terkait Potensi Tsunami di Wilayah Selatan Jateng

Senin, 28 Desember 2020 – 17:09 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam rapat Potensi Risiko Tsunami Selatan Jawa dan Diskusi Rencana Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Cilacap, di kantornya. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah daerah di wilayah selatan Jateng untuk memetakan daerah yang berpotensi terdampak tsunami.

Kemudian, daerah tersebut didorong untuk menjadi Desa Tangguh Bencana. Hal itu disampaikan Ganjar, usai menghadiri paparan Potensi Risiko Tsunami Selatan Jawa dan Diskusi Rencana Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten Cilacap, di kantornya, Senin (28/12).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ribut-ribut Tanah FPI vs PTPN, Anies Pamer di Medsos, Gus Yaqut Bicara lagi soal Syiah dan Ahmadiyah

Acara tersebut diikuti Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin, Forkopimda Jateng, para ahli dari Pusat Studi Gempa Nasional, hingga perwakilan BPBD dari daerah di Selatan Jawa Tengah.

“Potensi itu ternyata luar biasa di wilayah selatan, nah dari cerita potensi megathrust yang di selatan itu, ternyata bisa disimulasikan,” kata Ganjar.

BACA JUGA: Mantap! Pak Ganjar Bakal Borong GeNose C19 untuk Jateng

Ganjar menjelaskan, simulasi bisa dilakukan dengan dua cara yakni pemetaan area yang terkena megathrust.

Dia kemudian mencontohkan wilayah Cilacap yang telah mengidentifikasi 55 desa rawan terdampak tsunami.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Selamat Natal, Saya Tidak Akan Mengganggu Waktu Ibadah Panjenengan

“Maka kami akan identifikasi seluruh desa yang ada di wilayah selatan untuk kami siapkan semua harus menjadi desa tangguh bencana,” kata Ganjar.

Di sisi lain, Ganjar juga mencatat saran yang diberikan oleh para ahli dari ITB yakni untuk menerapkan green belt.

Maka, lanjut Ganjar, pihaknya akan mendorong pemda di wilayah potensi terdampak tsunami untuk menanam bibit pohon tertentu yang dapat mengurangi dampak tsunami.

“Tadi disampaikan agar kami menyiapkan greenbelt dengan tanam pandan laut yang bisa dipakai sebagai front line,” ujarnya.

Ganjar mengatakan, beberapa daerah yang diidentifikasi berpotensi terdampak tsunami tetapi tak memiliki dataran tinggi juga akan didorong untuk membuat area penyelamatan artifisial atau buatan.

“Kami perlu mengidentifikasi beberapa daerah untuk membuat rescue-rescue area dan building. Bisa bangunan atau semacam bukit yang secara artificial itu bisa dibuat sehingga orang nanti bisa lari (ke sana) menyelamatkan (diri),” tegas Ganjar.

Sebagai informasi, bulan September lalu hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa viral dan ramai diperbincangkan masyarakat.

Hasil riset yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada (17/9/2020), tersebut dianggap mengkhawatirkan jika benar-benar terjadi nantinya.

Ganjar dalam beberapa kesempatan juga memastikan bahwa potensi ini harus dihadapi dan proses mitigasi terus dilakukan oleh pihaknya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler