Simak! Komentar Nevi Zuairina Terkait Makna Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI

Senin, 17 Agustus 2020 – 20:28 WIB
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS dari Dapil Sumatera Barat II Nevi Zuairina. Foto: Dok. FPKS DPR

jpnn.com, JAKARTA - Merdeka yang hakiki, bukan saja merdeka dari kekangan penjajahan bangsa lain. Tetapi Merdeka dalam keseluruhan dalam menjalani kehidupan.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi VI DPR RI, Hj Nevi Zuairina dalam keterangan persnya, Senin (17/8/2020).

BACA JUGA: Tiga Napi Korupsi Tidak Terima Remisi HUT RI, Ini Sebabnya

Menurut Nevi, pidato Presiden Jokowi pada sidang tahunan MPR hari Jumat, 14 Agustus 2020, isinya bagus semua. Pidato yang menjadi ritual bangsa ini untuk merencanakan kehidupan bernegara yang juga sebagai pengingat momen bangsa ini mendeklarasikan kebebasan, kemandirian dan kedaulatan.

Namun, Nevi menyayangkan semua isi pidato yang baik-baik ketika usai momen kemerdekaan, realisasinya hilang begitu saja.

BACA JUGA: Nevi Zuairina: Pemerintah Mesti Lindungi Pasar Rakyat Terdampak Pandemi Covid-19

Nevi meminta kepada pemerintah agar semua pidato presiden dalam rangka sidang tahunan di depan seluruh anggota DPR dan MPR ini mesti mampu diikuti dengan kerja nyata. Rakyat saat ini butuh pelindung sejati dari sosok pemimpin bangsa ini.

Menurutnya, bukan melindungi dari serangan penjajah. Tetapi pelindung akan serangan resesi ekonomi, keterpurukan sistem kesehatan, kesempatan memperoleh pendidikan yang baik merata di seluruh negeri.

BACA JUGA: Kepala BP2MI: Pekerja Migran Harus Merdeka dari Segala Bentuk Kejahatan dan Eksploitasi

“Rakyat Indonesia tidak butuh buaian kata-kata manis yang membuat terlena. Tetapi negeri ini butuk kerja nyata untuk mengatasi ketimpangannya yang tinggi baik dari sisi pemerataan berdasar wilayah maupun dari sisi kualitas hidup orang per orang. Bukti nyatanya, rakyat miskin bangsa ini sangat besar dari sisi jumlah maupun dari sisi tingkat kehidupannya yang biasa dilihat dari IPM-nya (Indeks Pembangunan Masyarakat,” tutur Nevi.

Politikus PKS ini mengatakan begitu banyak pertanyaan dan pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Sebuah pertanyaan besar yang hingga belum mampu dijawab adalah begitu subur dan indahnya alam negeri ini, tetapi tidak ada kesejahteraan yang menaungi rakyatnya.

Impor pangan, energi dan perangkat kesehatan masih sangat marak. Tongkat dilempar jadi tanaman menjadi tidak relevan bukan karena alamnya, tetapi karena manusianya yang menginjak buminya.

Nevi melanjutkan, bahwa negeri yang subur, makmur penuh keadilan yang tersirat dari Firman Allah baldatun thayibatun wa robbun ghofur seharusnya tertuju pada Indonesia ini.

Menurutnya, kemerdekaan hakiki di seluruh pelosok negeri ini seharusnya tercermin pada kalimat sematan gemah rimpah loh jonawi. Namun setelah 75 tahun Indonesia Merdeka, apa yang berubah pada negeri ini hanya merdeka dari tekanan bangsa-bangsa luar. Tetapi merdeka untuk melanjutkan dan menjalani kehidupan secara lebih baik merata dengan adil masih jauh dari harapan.

“Dalam kemakmuran, dalam keadilan seluruh rakyat Indonesia adalah Pekerjaan rumah yang paling besar negara Indonesia,” katanya.

“Karena negeri ini untuk merdeka telah ditukar dengan ribuan bahkan jutaan nyawa rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kemakmuran yang nyata dirasakan di desa terluar wilayah kedaulatan bangsa mesti mampu segera direalisasikan,” tegas Nevi.

“Mari bergerak, menuju kejayaan, yang dahulu pernah merdeka dari kekangan bangsa luar, maka selanjutnya mari bebaskan bangsa kita dari kekangan tak terlihat yang boleh jadi berasal dari dalam diri bangsa ini,” tutup Nevi Zuairina.

Dia berharap kepada seluruh jajaran pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah untuk memastikan implementasi dari pidato Presiden Jokowi untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler