Simak nih, Paparan Tim Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota Negara

Jumat, 08 November 2019 – 07:17 WIB
Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim. Foto : Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, SOLO - Banyak aspek yang menjadi pertimbangan sehingga ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Ketua Tim Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota Negara Imron Bulkin menyebutkan, salah satunya adalah Jakarta yang sudah terlalu padat penduduknya.

BACA JUGA: Info Terbaru Pemindahan Ibu Kota Negara dari Presiden

"Salah satunya adalah karena pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi di Jakarta, konsentrasi penduduk Indonesia terbesar ada di Jawa khususnya Jabodetabek," kata Imron pada Seminar Nasional Civil Week 2019 dengan tema "Mengkaji Perencanaan Infrastruktur Dalam Pemindahan Ibu Kota Baru Guna Terwujudnya Indonesia Sentris" di Kampus UNS Surakarta, Kamis (7/11).

Selain itu, pembangunan infrastruktur yang tidak merata untuk wilayah luar Jawa serta kondisi lingkungan yang makin buruk seperti polusi udara yang tinggi, keterbatasan suplai air baku, penurunan permukaan tanah, dan naiknya muka air laut.

BACA JUGA: Perintah Khusus Presiden Jokowi untuk Siti Nurbaya soal Hutan di Calon Ibu Kota RI

"Selain itu, juga sebagai salah satu upaya merepresentasikan identitas Indonesia yang hijau. Konsepnya nanti adalah smart, green, beautiful, sustainable city. Kita akan bentuk forest city," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris PT Adhi Karya Parwanto Noegroho memberikan paparan dari segi perencanaan transportasi.

BACA JUGA: Konflik Sosial di Penajam Tak Pengaruhi Pemindahan Ibu Kota

Prawanto mengatakan pemindahan ibu kota ini menjadi kesempatan Indonesia untuk mengkonsep ulang sistem transportasinya.

"Untuk mewujudkan smart city dan forest city dibutuhkan empat ring sistem transportasi yang dikembangkan. Ring pertama dan kedua merupakan transportasi di lingkup pusat pemerintahan dengan menggunakan LRT dan bus. Ring ketiga, yaitu transportasi yang menuju ke pusat pemerintahan dengan LRT/ART dan MRT. Ring ini juga mengkombinasikan underground dan at grade," katanya.

Di ring 4, kata dia, mengupayakan transportasi yang dekat dengan hunian penduduk dengan menggunakan e-bus dan e-scooter di outer ring road yang hitech.

"Sistem transportasinya nanti harus menghubungkan ring-ring transportasi massal, dengan sistem transportasi terintegrasi. Lebih banyak menggunakan transportasi publik sehingga mampu memperkecil penggunaan kendaraan pribadi," katanya.

Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan kajian infrastruktur dalam mengembangkan kota baru merupakan hal yang sangat penting.

"Sikap kritis sebagai akademisi, pelaku bisnis, pengambil keputusan, dan lain-lain akan menjadi masukan yang sangat baik bagi pemerintah," katanya. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler