Simak nih Pengakuan 2 Begal Sambil Meringis

Selasa, 30 Januari 2018 – 18:12 WIB
Septian (kanan) dan Ade saat digelandang ke Mapolda Kaltim.Foto: FUAD MUHAMMAD/Balikpapan Pos/JPNN.com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Septian (25), seorang begal, meringis menahan sakit akibat luka tembak di kakinya.

Beberapa kali dia harus mengelap tetesan darah di lantai keramik lorong Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kaltim.

BACA JUGA: Dua Begal Dihadiahi Peluru Polisi

Pria berperawakan kurus itu ditemani Ade (26) yang duduk disampingnya. Senin (29/1) keduanya baru saja keluar dari rumah sakit usai mendapat perawatan akibat luka tembak di kaki keduanya.

Selama dua tahun terakhir, mereka berdua jadi orang paling dicari oleh Tim Jatanras Polda Kaltim. Keduanya terindikasi menjadi pelaku kejahatan jalanan yang beraksi di banyak lokasi.

BACA JUGA: Baku Tembak dengan Polisi, Begal Terkena Peluru di Dadanya

Tak hanya di Balikpapan, namun juga di Samarinda. Dalam aksinya, pelaku menggunakan senjata tajam untuk mengancam korban.

“Kami amankan di Km 0,5 Muara Rapak, Balikpapan Utara. Keduanya melawan saat akan ditangkap. Jadi oleh petugas terpaksa dilumpuhkan dengan menembak kaki kedua tersangka ini,” ungkap Direktur Reskrimum Polda Kaltim Kombes Pol Hilman didampingi Kasubdit Jatanras Kompol Yohanes, di gedung Ditreskrimum Polda Kaltim, Senin.

BACA JUGA: Dua Begal Keok Diterjang Peluru, Satu Lagi DPO

Dalam aksinya, komplotan begal ini menyasar perempuan. Merampas uang, perhiasan, ponsel, atau barang berharga apa saja yang menempel di tubuh korbannya. Untuk melancarkan aksinya, Septian dan Ade menggunakan sepeda motor jenis matik.

“Mereka hunting. Mencari korbannya di jalan dan lebih memilih perempuan. Lantas menakuti dan mengancam korbannya dengan menggunakan senjata tajam. Bahkan mereka tak segan melukai jika korbannya melawan,” sebut Hilman.

Penangkapan kedua pelaku begal ini kata Hilman tak lepas dari informasi para korban. Di mana dan kapan pelaku biasa beraksi.

Dari informasi itu, polisi berhasil mengidentifikasi para tersangka. Termasuk menangkap penadah hasil kejahatan mereka. Sejumlah dompet dan ponsel pun berhasil diamankan.

“Ini masih dilakukan pengembangan. Lantaran hasil penyidikan kami komplotan ini sering bergonta-ganti personel. Jadi masih ada yang kami kejar. Termasuk pengembangan di Samarinda,” tuturnya.

Sementara itu, Septian dan Ade mengaku aksi mereka lebih sering dilakukan pada siang hingga sore hari.

Mereka memilih lokasi dengan kondisi jalan lurus dan tidak padat arus lalu lintas. Hal ini dilakukan untuk mempermudah mereka kabur usai melakukan kejahatan.

“Saya joki (pengendara). Saya yang tentukan korbannya. Biasanya ngetem (parkir) dulu di TKP (Tempat Kejadian Perkara),” ujar Septian, yang mengaku tinggal di Sumber Rejo Balikpapan Tengah itu sambil memegang betis kirinya yang ditembus timah panas polisi.

Terpisah, Ade yang memegangi betis kanannya mengaku bertugas sebagai pemetik. Dirinya yang menghampiri korban dan merampas barang berharga.

Sambil mengancam dengan senjata tajam. Korbannya pelajar atau pekerja kantoran yang baru pulang dari aktivitas.

Duda anak satu itu mengaku berbuat kejahatan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan membeli narkoba jenis sabu.

“Baru tiga kali Pak. Gonta-ganti rekan. Setelah itu, hasilnya dijual murah ke penadah,” kilah warga Gunung Guntur, Balikpapan Tengah itu.

Salah satu korban begal, Zahra yang berstatus pelajar di salah satu SMK di kawasan Balikpapan Utara ini mengaku menjadi korban pada Jumat (26/1) lalu.

Saat itu dirinya baru saja pulang sekolah. Berjalan bertiga di Jalan Indrakilla. Tiba-tiba ada dua orang dengan menggunakan sepeda motor menghampirinya.

“Kejadiannya siang. Saya langsung ditodong. HP saya langsung dirampas. Waktu itu saya dan teman-teman hanya bisa diam. Kami bengong saja,” ucapnya usai dimintai kesaksian di Polda Kaltim. (*/rdh/one/k18)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler