jpnn.com, SEMARANG - Gerakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari lalu yang diusulkan Gubernur Ganjar Pranowo mulai menunjukkan dampak signifikan. Penurunan angka kematian, hingga angka terkonfirmasi mulai terlihat di minggu ke-6.
Hal itu disampaikan Gubernur Ganjar dalam rapat mingguan penanganan COVID-19 di lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Senin (15/2). Ganjar mengatakan, hari ini perkembangan COVID-19 di wilayahnya cukup bagus.
"Jadi penambahannya menurun, bahkan untuk pertama kali kemarin saya dilapori yang terkonfirmasi sudah menurun juga, kalau biasanya panahnya merah-merah naik ini sekarang sudah ada kok hijau," tutur Ganjar usai rapat.
Selain itu, lanjut Ganjar, kabar baik lainnya adalah tidak ada lagi zona merah di Jawa Tengah. Meski rata-rata masin oranye dan belum ada yang kuning, menurut Ganjar, ini adalah perkembangan bagus.
BACA JUGA: Begini Syarat Teknis Pemberian Vaksin Covid-19 untuk Penderita Komorbid
Kemudian dalam rapat yang berlangsung sejak 08.30 WIB tersebut, Ganjar juga mendapatkan progres vaksinasi tahap pertama di Jateng berjalan dengan baik. Hanya saja, perlu didorong karena beberapa daerah masih belum maksimal.
"Vaksinasinya untuk yang tahap kedua Jateng masih bagus, masih tertinggi se Indonesia. Cuman yang vaksinasi (tahap) pertamanya ini perlu digenjot karena masih ada beberapa daerah yang belum selesai," tegasnya.
BACA JUGA: Aturan Baru: Pasien Positif Covid-19 Dilarang Sewa Hotel dan Apartemen untuk Isolasi Mandiri
Tak hanya itu, Ganjar mengatakan, pihaknya juga akan menyiapkan metode tambahan yang diterapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam rangka target vaksinasi akhir tahun.
Termasuk juga, kata Ganjar, pihaknya juga mulai menyiapkan untuk penerimaan vaksin yang disebut oleh Menkes dalam waktu dekat akan kembali didistribusikan dan disusul juga vaksin lain selain Sinovac.
"Kami mesti menyiapkan titiknya nanti kira-kira di mana, cold chain-nya seperti apa, apakah ada atau tidak, apalagi nanti vaksin dari beberapa jenis yang membutuhkan suhu bahkan minusnya banyak sekali. Nah ini ada nggak peralatannya, kalau selama ini yang sudah ada kami masih bisa handle sehingga kami bisa tinggal lakukan percepatan saja untuk komunikasi dengan pusat," jelasnya.
Kabar baik lainnya, kata Ganjar, juga dari gerakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari lalu yang ternyata berhasil menurunkan mobilitas warga dan berpengaruh pada angka penularan COVID-19.
"Kemarin dari dua hari di rumah saja, ternyata dari sisi pergerakannya turunnya luar biasa, 40-50% lebih, jadi ini menurut saya berita yang cukup baik. Ini gambar-gambar yang menurut saya menunjukkan optimisme kita, ini tren mingguan yang dirawat juga sudah anjlok," ucapnya.
TNI-Polri Dilatih Jadi Tracer, Ditempatkan di Puskesmas
Dalam rapat tersebut, Ganjar juga menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo, jika mulai hari ini Bhabinkamtibmas dan Bhabinsa di Jateng mulai dilatih untuk membantu sistem tracing.
"Harapannya ini yang nanti akan kami BKO-kan untuk di puskesmas sehingga tracingnya bisa dilakukan lebih banyak, testingnya bisa dilakukan lebih banyak, sehingga dikeroyok gitu," ujar Ganajr.
Selanjutnya, lanjut Ganjar, pihaknya akan terus memantau pelaksanaan PPKM Mikro. Terutama pada sistem tracing, testing serta pendistribusian antigen yang sudah dibagikan dari pemerintah pusat.
"Jadi dari apa yang ada ini, nanti tinggal menyiapkan satu soal skenario vaksin dan skenairo PPKM di beberapa titik. Jadi PPKM nanti ada yang menyiapkan tracernya, testingnya, kemudian antigen yang mulai dideploy dari Jakarta ke beberapa titik. terus kemudian tempat isoman di desa yang kami masukkan kategori PPKM," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia