Simak Pengalaman Letkol Bayu Jaga Perbatasan, Seru!

Selasa, 05 Oktober 2021 – 18:11 WIB
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 742/SWY Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro menunjuk peta batas negara di Markas Komanda Yonif 742 di Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (1/10/2021). ANTARA/Bernadus Tokan

jpnn.com, ATAMBUA - Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 742/SWY Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro berbagi pengalaman selama menjalankan tugas negara menjaga perbatasan Indonesia-Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL).

Dia mengatakan lebih banyak sukanya ketimbang dukanya.

BACA JUGA: Antibodi Vaksin COVID-19 Bisa Berkurang, yang ini Setelah 7 Bulan

"Sebenarnya lebih banyak sukanya daripada dukanya selama bertugas di garis depan."

"Kalau sukanya kami merasa benar–benar menjadi seorang tentara yaitu dengan kami menjalankan tugas," ujar Letkol Bayu dalam keterangannya, Selasa (5/10).

BACA JUGA: Ini tentang Kesejahteraan Prajurit TNI, Puan Maharani Bilang Begini

Dia menilai menjalankan tugas menjaga perbatasan negara merupakan tugas pokok sebagai seorang prajurit.

Sebab, tugas pokok prajurit yakni menjaga NKRI tetap berdiri tegak, kukuh.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Dinilai Perlu Turun Tangan Terkait Hal ini

"NKRI harga mati, di sinilah tugas kami sebenarnya. Ini kebanggaan kami dan sukanya kami."

"Kemudian, kami banyak mengembangkan segala inovasi, yang tadinya kami tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat dan bagaimana kami yang bukan sedarah tetapi bisa diterima. Di sini pola pikir kami akan berkembang," tuturnya.

Menurut dia, setelah diterima oleh masyarakat dan melihat kondisi kehidupan masyarakat, setiap prajurit mulai merasa tergerak untuk berpikir apa yang harus dilakukan untuk membantu masyarakat.

"Jadi, setelah kami mencoba mendekat, kami menyelami, ternyata ada beberapa hal yang bagaimana ini kami harus membantu mereka. Ini yang mungkin sukanya kami. Jadi, pola pikir kami berkembang," katanya.

Letkol Bayu kemudian memaparkan dukanya dalam menjalankan tugas, terutama di tengah pandemi COVID-19.

Hal yang terberat menurutnya harus meninggalkan keluarga dan tidak boleh kembali selama bertugas, kecuali istri atau anak mengalami sakit keras.

"Saya sendiri mengalami satu keluarga positif COVID-19, bahkan yang membantu di rumah meninggal dunia."

"Itu dukanya karena kami tidak bisa menjenguk, kami tidak bisa melihat, kami tidak bisa menjaga," katanya pula.

Letkol Bayu juga memaparkan ada beberapa prajuritnya yang kehilangan orang tua karena masalah pandemi COVID-19.

Namun, para prajurit tetap semangat melakukan tugas-tugas yang ada. Antara lain patroli maupun kegiatan sosial kemasyarakatan.

Contohnya, melakukan kegiatan operasi untuk menangkap kegiatan ilegal, dan di akhir masa purna tugas mereka masih mau berpatroli mengecek lagi patok jangan sampai nanti serah terima tidak sesuai dengan kenyataan.

Selain kegiatan anjangsana, masih banyak lagi yang dilakukan oleh para prajurit di perbatasan RI-RDTL.

"Dari situ saya melihat bahwa prajurit saya ternyata masih semangat. Jadi kalau melihat dukanya sebenarnya sangat sedikit," kata Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro.(Antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler