Simak Penjelasan Dr. Yannes Soal BBM RON Tinggi yang Justru Lebih Hemat

Sabtu, 31 Juli 2021 – 15:29 WIB
Ilustrasii tingkat emisi kendaraan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat otomotif Dr. Yannes Martinus Pasaribu menuturkan sudah saatnya pandangan sebagian masyarakat bahwa bahan bakar minyak (BBM) dengan RON tinggi lebih mahal dan boros, diluruskan.

Pasalnya, pada kendaraan keluaran baru dengan kompresi mesin tinggi, BBM berkualitas seperti Pertamax justru lebih hemat.

BACA JUGA: Kakak Adhisty Zara: Satu Kali Khilaf, Dua Kali Kayaknya...

“Intinya, semakin tinggi oktan jika dipadu dengan mesin yang kompatibel, yaitu mesin berkompresi tinggi, maka penggunaan BBM dapat lebih hemat serta menghasilkan polusi lebih rendah,” kata Yannes.

Menurut pengajar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut, BBM berkualitas sering diidentikkan dengan nilai RON yang tinggi.

BACA JUGA: Jangan Katakan 7 Kalimat ini Kepada Penderita Kanker

Dan kualitas BBM yang semakin baik tersebut, tidak dapat dilepaskan dengan tingkat teknologi pembakaran di mesin dan besarnya kapasitas mesin.

“Logikanya, semakin sedikit bensin yang dibakar akan semakin sedikit polusi yang dihasilkan. Semakin sempurna pembakaran di mesin, semakin sedikit pula polusi yang dihasilkan,” jelas Yannes.

BACA JUGA: Waspada, BBM dengan Kondisi Seperti ini Bisa Bikin Mesin Kendaraan Cepat Rusak

Sebagai gambaran, lanjutnya, mesin-mesin kendaraan modern yang menggunakan bensin, sekarang ini sudah berada di antara 9:1 sampai 10:1. Bahkan beberapa sudah sampai 14:1.

Tidak hanya itu. Pada mesin kendaraan keluaran baru, juga dipasang injektor sebagai pengganti karburator.

“Hal ini untuk menghasilkan pengabutan yang lebih halus dan mampat pada ruang bakar dengan tingkat kestabilan partikel dan densitas yang semakin baik,” tutur Yannes.

Namun sebaliknya, menurut Yannes mesin kompresi tinggi yang umumnya digunakan mobil terbaru, ledakan apinya juga tinggi.

Jika dipaksakan pakai BBM oktan rendah, ditambah busi tipe panas, maka akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna.

Hal ini karena BBM-nya akan terlalu cepat terbakar sebelum terpercik api dari busi.

"Ini akan menimbulkan knocking pada mesin, kemudian jika berkepanjangan akan terjadi penumpukan kerak di ruang bakar mesin. Akibatnya kendaraan menjadi tidak bertenaga, boros BBM, dan overheating. Ujung-ujungnya mesin akan semakin cepat rusak," tutup Yannes.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler