jpnn.com, YANGON - Tentara Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw, mengambil alih kekuasaan pada Senin (1/2) dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Kudeta terhadap pemerintahan sipil Myanmar itu dilakukan oleh pihak militer setelah protes atas dugaan kecurangan pemilu tahun lalu yang kasusnya telah dibubarkan oleh komisi pemilihan Myanmar.
BACA JUGA: Tenang, Indonesia tak Seperti Myanmar, Tidak Ada Tradisi Kudeta Militer
Pemimpin kudeta Myanmar Min Aung Hlaing pada pertemuan pertama pemerintahan barunya pada Selasa (2/2) mengatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan di Myanmar oleh tentara tidak dapat dihindari, kata layanan informasi tentara.
"Meskipun Tatmadaw sudah berulang kali telah meminta, jalur (kudeta) ini tak terelakkan untuk dipilih untuk negara. Sampai pemerintahan berikutnya dibentuk setelah pemilihan umum yang akan datang, kami perlu mengarahkan negara," kata Min Aung Hlaing seperti dikutip Reuters.
BACA JUGA: Pernyataan Joe Biden Ini Ditujukan kepada Indonesia, Tiongkok dan Tetangga Myanmar Lainnya
"Selama keadaan darurat, pemilihan umum dan penanggulangan COVID-19 masih ditetapkan sebagai prioritas," ujarnya.
Keberadaan Aung San Suu Kyi, pascapenangkapan dalam kudeta yang dilakukan militer pada Senin (1/2), masih belum diketahui.
BACA JUGA: Tanpa Kerja Keras, Husni Hardinata Bisa Meraup Rp1,7 Miliar, Bini 2, Sontoloyo!
Keberadaan dan kondisi pemimpin terpilih Myanmar itu belum dipublikasikan sejak dia ditahan di Ibu Kota Naypyidaw oleh militer. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo