jpnn.com - :vid="11235"
JAKARTA--Tidak terima ratusan simpatisannya ditilang, anggota Komisi III DPR RI, Ade Surapriatna ngamuk pada polisi lalu lintas yang sedang bertugas. Ade yang juga tercatat sebagai calon legislatif (Caleg) Partai Golkar ini, memarahi aparat dan minta simpatisannya dilepas.
BACA JUGA: MK Batalkan Pasal Pembatasan Pengumuman Survei dan Quick Count
Aksi tidak simpatik dari anggota DPR yang membidangi masalah hukum ini, terjadi ketika ratusan simpatisan Partai Golkar, melewati kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Kamis (3/4).
Sebagian besar dari simpatisan ini melakukan pawai dengan menggunakan kendaraan roda dua tanpa menggunakan helm, tidak membawa kelengkapan surat dan naik mobil bak terbuka melebihi kapasitas.
BACA JUGA: Ini Alasan Perguruan Tinggi Dukung Pendidikan Integritas KPK
Tidak hanya itu, ada juga simpatisan yang datang dengan menggunakan odong-odong. Iring-iringan pawai ini pun dihentikan aparat kepolisian dengan alasan menyalahi aturan berlalu lintas yang baik.
Saat simpatisannya ditilang, Ade yang mengenakan baju Golkar dan topi hitam dengan hiasan bintang lima bertuliskan team sukses 'Pilpres ARB-ADE Pilleg', langsung menemui personil kepolisian di pinggir jalan. Ia langsung memarahi anggota polisi, bahkan mengancam dengan membawa nama Kapolri Jenderal Sutarman.
BACA JUGA: Pramono Edhie Dianggap Ideal Dampingi Ical
"Saya protes keras. Kalau perlu kasi tau Kapolri, nama saya Ade Surapriatna," kata Ade yang tetap tidak terima saat diberi penjelasan oleh anggota Polantas.
Ade bertambah emosional, saat kemarahannya tidak digubris aparat. Anggota Polantas tetap saja mengangkut motor-motor simpatisan Partai Golkar yang dinilai melanggar aturan ke mobil polisi. Tidak hanya itu, bagi yang melanggar juga diberikan surat tilang.
Lama berdebat namun tidak mampu melepaskan simpatisannya, Ade pun meninggalkan lokasi dengan tetap mencak-mencak pada aparat kepolisian. Wawancara dengan wartawan pun menjadi tempat Ade meluahkan amarah.
"Jangan mentang-mentang sesuatu (polisi) sedang bertugas. Harusnya juga ada nama dispensasi demi kepentingan bersama," kata Ade dengan nada tinggi.
Sambil jalan meninggalkan lokasi kejadian, Ade tetap saja menyuarakan protesnya atas sikap aparat. Pada wartawan, Ade tetap membela simpatisannya meski ia mengakui ada aturan yang dilanggar.
"Soal hukum itu saya ngerti. Saya ini orang komisi III (DPR RI). Tapi namanya aturan itukan tak mesti semuanya patuh. Misalnya saja yang dilakukan negara ini. Kalau memang mau menertibkan, jangan setengah-setengah. Kalau memang mau tertib, semua rumah di Jakarta ini rata, karena semuanya tidak punya IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Bongkar saja semua rumah di Jakarta," kata Ade masih dengan nada emosi.
Sementara itu, Kasi Tatib Bingaktum Polda Metro Jaya, Kompol Sujito mengatakan pihaknya harus bersikap tegas karena simpatisan Partai Golkar melanggar aturan berlalu lintas yang baik.
"Kami harus tetap menilang karena mereka melanggar aturan. Kami tidak bisa pilih kasih, karena ini aturan. Hari ini kami sudah menilang 150-an kendaraan," kata Sujito.
Sujito menegaskan, imbauan tentang tertib berlalu lintas sebenarnya sejak lama disosialisasikan. Namun tetap saja ada yang sengaja melanggar, dengan berbagai alasan.
"Mayoritas yang kena tilang itu kendaraan roda dua. Ada yang tidak memakai helm, tidak punya SIM atau STNK. Kami juga menilang mobil bak terbuka dan odong-odong," kata Jito.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Pimpin Golkar, JK Tak Layak jadi Cawapres Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi