Sinabung Erupsi 5 Km, Warga Diminta Waspadai Lahar Dingin

Minggu, 08 April 2018 – 14:41 WIB
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus pada Jumat (6/4/2018), pukul 16.07 WIB. Foto: Dok. BNPB/Reza Effendi

jpnn.com, KABANJAHE - Gunung Sinabung yang kembali erupsi, Jumat (6/4) sore menyemburkan awan panas hingga mencapai 5 kilometer.

Selain awan panas, erupsi ini juga melontarkan batu krikil dan diiringi gempa selama 6.753 detik.

BACA JUGA: Kembali Erupsi, Gunung Sinabung Semburkan Abu Vulkanik 5 Km

Erupsi kali ini membuat sejumlah desa di seputaran Gunung Sinabung dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Warga Desa Tiganderket, Desa Susuk, Desa Kutambaru dan Tanjungmewara terpaksa berlindung di rumah.

"Ya, beberapa desa di Kecamatan Tiganderket dihujani abu vulkanik dan batu krikil. Kita sudah mengimbau kepada warga untuk menggunakan masker saat keluar rumah," ujar Camat Tiganderket, Sukur Brahmana.

BACA JUGA: Diduga Jadi Bandar Sabu, Aiptu Bagenda Ditangkap Polres Karo

Erupsi ini merupakan terbesar dalam sebulan terakhir. Menurut Kepala Humas BNPB Sutopo, jarak luncur awan mencapai 3.500 meter kearah sektor Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara. Untuk itu, dia mengimbau warga sekitar gunung agar tidak melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak.

"Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak bisa melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak. Kemudian dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara dan jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung," ujar Sutopo, Jumat (6/4).

BACA JUGA: Tanaman Tertutupi Debu Erupsi Gunung Sinabung, Petani Galau

Sutopo juga mengingatkan warga desa di sekitar Sinabung untuk mewaspadai lahar dingin. Apalagi jika seputaran Sinabung dilanda hujan lebat. "Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," tambahnya.

Ancaman lahar dingin memang menunggu warga di sekitar Gunung Sinabung. Sebab, telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Lau Borus. "Penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran Sungai Lau Borus agar tetap menjaga kewaspadaan, karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol, karena tidak kuat menahan volume air," jelasnya.

Pihaknya sendiri sudah menginstruksikan BPBD Karo untuk melakukan sosialisasi ancaman banjir lahar dingin. "Kita sudah menginstruksikan BPBD Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus," tegas dia.

BMKG Wilayah I Medan juga mengingatkan warga di sekitar Sinabung untuk mewaspadai banjir lahar. Pasalnya menurut perkiraan BMKG, hujan berpotensi terjadi di sekitar Sinabung dalam beberapa hari ke depan.

"Menurut perkiraan, beberapa wilayah di Sumatera Utara berpotensi untuk hujan ringan dan lebat dalam beberapa hari ke depan. Jadi, warga di sekitar Sinabung diimbau untuk tetap waspada," sebut Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan seperti dilansir Sumut Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, letusan Gunung Sinabung juga disertai awan panas sejauh 3.500 meter ke arah tenggara-timur dan selatan-tenggara.

Tidak ada korban jiwa dari letusan tersebut, karena di daerah zona berbahaya sudah kosong dari aktivitas warga.

"Masyarakat yang berada di zona merah sudah mengungsi sejak lama dan sebagian sudah direlokasi," ucap Sutopo, Jumat malam.

Sutopo menjelaskan, status Gunung Sinabung tetap Awas atau berada pada Level IV. Adapun PVMBG menaikkan VONA menjadi merah, karena aktivitas vulkanik tetap tinggi dan berpotensi terjadi letusan susulan.

"Letusan dan awan panas yang menuruni lereng Gunung Sinabung itu seakan menjadi penegas misteri Sinabung. Misteri yang hingga sekarang tak kunjung terungkap, mengenai kapan Sinabung akan berhenti meletus," sebutnya.

Sutopo mengungkapkan pula, saat ini beberapa lokasi relokasi telah dibangun di kaki Gunung Sinabung. Sampai dengan Maret 2018, terdapat 30 lokasi relokasi. Proses pembangunan rumah-rumah di lokasi bervariasi. Ada yang sudah selesai, tetapi ada juga yang masih terus berproses menuju penyelesaian pembangunan.

"Sebagai contoh di Nang Belawan 2, sebanyak 341 rumah telah berdiri gagah. Sementara di Surbakti 2, sebanyak 227 rumah sedang dibangun dengan proses pembangunan mencapai 63 persen sampai dengan Maret 2018," ujarnya.

Dua lokasi hamparan tersebut dan unit rumah yang dibangun adalah bagian dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) pascabencana erupsi atau letusan Gunung Sinabung.

BNPB bekerja sama dengan BPBD Provinsi Sumatera Utara, BPBD Kabupaten Karo, kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat yang melaksanakan pembangunan rumah-rumah tersebut.(ted/ain)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Idrus Marham Langsung Terjun ke Asmat dan Area Sinabung


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler