JAKARTA-Tarif kereta Jabodetabek saat ini masih beragam. Kereta jurusan Bogor-Jakarta dengan Serpong-Jakarta memiliki tarif tak sama. Begitu juga dengan kelas kereta. Masih ada kereta ekonomi dan kereta commuter berpendingin (AC). Penerapan tarif tunggal nantinya akan diterapkan seiringan ketiadaan perbedaan kelas kereta setelah kereta ekonomi ditarik dari lintasan Jabodetabek.
Menurut Sekretaris Perusahaan PT KCJ Makmur Saheran, pihaknya tidak berani terburu-buru menetapkan tarif tunggal dan besarannya. ’’Kami berencana dalam waktu dekat akan mulai mengajak semua stake holder perkeretaapian untuk duduk bersama membahas masalah single tariff,’’ kata Makmur.
Pengguna kereta juga akan diajak berembuk bersama mengenai rencana penerapan tarif tunggal. Makmur menambahkan, pembicaraan dengan stake holder perkeretaapian tidak akan hanya digelar sekali saja.
’’Kita pasti akan bicara bersama tentang berapa pantasnya besaran tarif tunggal. Kami punya koridor perusahaan yang tak boleh rugi tapi juga tetap berorientasi pada pelayanan publik. Itu sebabnya kami tidak akan sembarangan menerapkan tarif tunggal dan mengajak semua pihak turut terlibat,’’ kata Makmur.
Sebelumnya, PT KAI sudah merencanakan penurunan tarif kereta Jabodetabek pada tahun ini. Penurunan diperkirakan tidak lebih dari Rp 500 untuk masing-masing rute perjalanan. Makmur menambahkan, pada 2012 jaringan kereta Jabodetabek akan terus dibenahi untuk meningkatkan kualitas layanan kepada penumpang. Selain menarik kereta ekonomi dan mendatangkan 160 gerbong, sejumlah renovasi juga akan dilakukan.
’’Peron di stasiun Manggarai akan dipanjangkan agar sesuai dengan kebutuhan penumpang. Di stasiun Tanah Abang akan dibangun escalator guna memudahkan penumpang berpindah peron,’’ katanya. Dia mengakui, pertambahan pengguna kereta tiap tahun mau tak mau harus diimbangi dengan perbaikan layanan.
’’Tahun ini juga akan dibangun delapan gardu listrik baru,’’ tambahnya. Pasokan dari gardu listrik baru tersebut diandalkan untuk menjadi daya bagi oeprasional kereta di lintasan Jabodetabek. Maklum, jika kereta ekonomi sudah ditarik dan diganti dengan kereta commuter berbasis listrik dan berpendingin udara, dengan sendirinya kebutuhan konsumsi listrik akan meningkat. Tanpa tambahan gardu listrik, mustahil kereta-kereta commuter bisa dioperasikan dengan maksimal.
Sementara, jalur kereta rute Jakarta Kota-Tanjung Priok akan kembali diaktifkan setelah sekian tahun mati suri. Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Muhartono mengatakan, jalur lintasan Jakarta Kota-Priok selama ini tidak bias digunakan akibat beberapa sebab. Masalah utama pada jalur itu adalah lintasan rel kereta yang tertutup oleh hunian-hunian liar warga sekitar. Upaya pembersihan hunian liar sudah dilakukan sejak 2002 silam.
Selain membersihkan lintasan dari hunian liar, Muhartono menyebut, rehabilitasi infrastruktur juga dilakukan. Salah satunya adalah menata kembali persinyalan jalur kereta di bagian utara Jakarta itu. Jalur ganda Jakarta Kota-Tanjung Priok diharapkan mampu menjadi alternatif angkutan warga selain moda transportasi darat lainnya. Jalur dari Jakarta Kota menuju Tanjung Priok akan berakhir di stasiun Tanjung Priok.
Selain melayani rute jarak pendek seperti Jakarta Kota-Tanjung Priok, stasiun Tanjung Priok juga melayani rute jarak jauh ke wilayah Jawa Tengah dengan rangkaian kereta kelas ekonomi. ’’Rehabilitasi jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok menjadi salah satu bagian dari rencana besar revitalisasi perkeretaapian Jakarta,’’ tambah Muhartono serius.
Jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok melintasi rute sepanjang Sembilan kilometer. Total anggaran untuk rehabilitasi rute mati ini mencapai Rp 163, 4 miliar. Dalam rehabilitasi infrastruktur rute ini, peninggian peron di stasiun Kampung Bandan dan stasiun Ancol juga dilakukan. Jaringan listrik aliran atas juga sudah dibereskan. Menurut Muhartono, pengoperasian jalur ganda Jakarta Kota-Tanjung Priok merupakan kelanjutan dari pembenahan stasiun Tanjung Priok pada 2008 lalu. (tir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curah Hujan Tinggi, Warga Diimbau Waspada
Redaktur : Tim Redaksi