jpnn.com, JAKARTA - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Eddy Baskoro Yudhoyono beserta keluarga menemui Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri di hari pertama Lebaran 2019, Rabu (5/6). Namun, mereka tidak bersilaturahmi dengan Prabowo Subianto.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan bahwa saat ini Partai Demokrat telah berpikir realistis.
BACA JUGA: Lebaran, AHY dan Ibas Tidak Kunjungi Prabowo, Mengapa?
Karena apabila tetap berada di koalisi Prabowo, maka konsekensinya mereka tidak mendapatkan keuntungan apa-apa.
“Demokrat ini sudah banyak kehilangan, AHY tidak menjadi cawapres. Prabowo juga kalah. Jadi ini dijadikan evaluasi Demokrat,” kata Ujang.
BACA JUGA: Prabowo Ungkap Pilihan Politik Bu Ani, TKN: Wajar Pak SBY Tersinggung
BACA JUGA: Lebaran, AHY dan Ibas Tidak Kunjungi Prabowo, Mengapa?
Menurut Ujang, langkah Demokrat mendekati Megawati adalah bagian dari sinyal bahwa Demokrat ingin meminta izin agar bisa masuk ke koalisi Jokowi - Ma’ruf Amin. Sebab, Megawati adalah salah satu sosok penting di Koalisi Indonesia Kerja.
BACA JUGA: Idulfitri Momentum Tepat Jokowi dan Prabowo Bertemu Perlihatkan Kerukunan
“Demokrat harus diselamatkan untuk di 2024. AHY juga elektabilitasnya harus bisa terjaga,” ungkapnya.
Menurut Ujang, pascapengumuman hasil rekapitulasi Pemilu 2019, Koalisi Prabowo-Sandiaga Uno sudah berantakan.
Hal ini juga terlihat ketika PAN lewat ketua umumnya Zulkifli Hasan sudah bergerak menemui Jokowi.
BACA JUGA: AHY dan Ibas Datangi Rumah Megawati Soekarnoputri
“Jadi memang koalisi Prabowo sudah tidak solid lagi, ini dinamika politik,” tuturnya. (Gunawan Wibisono/jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Maruf Berlebaran di Banten, Sandiaga Masih di Amerika Serikat
Redaktur : Tim Redaksi