Sir Alex Blak-blakan tentang Keruntuhan Setan Merah

Rabu, 23 September 2015 – 08:04 WIB
Sir Alex Ferguson. Foto: AFP

jpnn.com - MANTAN Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson blak-blakan menyampaikan pendapatnya dalam buku baru berjudul Leading.

Berbeda dengan buku sebelumnya yang ditulisnya sendiri, kali ini penulisnya adalah Michael Moritz. Dalam buku itu, Sir Alex menjabarkan alasan keruntuhan Setan Merah, julukan United, sesaat setelah dia memutuskan pensiun.

BACA JUGA: 7 Pemain Ini Bikin Sir Alex Menyesal Seumur Hidup

Pemilihan David Moyes dianggap sebagai salah satu kesalahan. Yang terparah, dia menilai Moyes telah mengubah sistem yang dibangunnya. "Tidak ada gunanya tiba-tiba mengubah rutinitas yang para pemain sudah merasa nyaman," kata Sir Alex.

"Ini kontraproduktif, menurunkan moral, dan memprovokasi pemain untuk menanyakan motif orang baru. Pemimpin yang datang di tempat baru, atau mewarisi peran besar, butuh batasan untuk menahan keinginan menampilkan kejantanannya," katanya dalam buku itu.

BACA JUGA: Gampangnya, Persebaya United Jadi Surabaya United

Kesalahan terbesar yang dilakukan Moyes adalah dengan memecat asistennya dulu yakni, Mike Phelan dari jajaran staf pelatih United. Padahal, menurutnya Phelan lah yang bisa membantu Moyes beradaptasi. Peran Phelan bagi Sir Alex seperti Ryan Giggs yang membantu Louis van Gaal saat ini. "Akan ada cerita yang berbeda jika dia tak melakukan pemecatan itu," katanya.

Fans United tentu ingat dengan banner "The Chosen One" yang sempat dipajang di Old Trafford selama berbulan-bulan. The Chosen One merujuk pada Moyes yang dianggap sebagai orang yang terpilih sebagai pengganti Si Alex. Namun, siapa sangka, nyatanya Moyes bukanlah pilihan utama.

BACA JUGA: Hanya Satu Pemain yang Dijamin Tempatnya di Madrid

Sir Alex awalnya lebih memilih Pep Guadiola sebagai suksesor dirinya. "Kami sempat berbincang di New York pada 2012. Saya tak sempat menawarinya karena saya tak ada rencana pensiun," tutur pria asal Skotlandia tersebut.

"Setelah itu, saya meminta Pep untuk menelepon saya sebelum menerima tawaran dari klub lain. Tapi, dia tak melakukannya dan memilih bergabung dengan Bayern Munich pada Juli 2013," katanya.

"Hidup itu seperti hal terbaik dari teori, atau yang terbaik dari niat, tak diterjemahkan ke dalam praktek. Percayalah, petinggi United ingin memilih manajer yang bertahan lama di klub. Ketika kami memulai proses pencarian pengganti saya, kami menetapkan beberapa kandidat yang sangat diinginkan, tapi tidak tersedia," katanya.

Dari sekian nama yang dipilih, Pep jadi pilhan utama, lalu kemudian ada Jose Mourinho, Juergen Klopp, Carlo Ancelotti, dan Louis van Gaal. Namun, mereka masih terikat kontrak dengan klub lama dan menampik tawaran Sir Alex itu. Hanya Moyes yang bersedia bergabung.

"Kami memilih Moyes. Dia telah konsisten dengan pekerjaannya di Everton, dan menunjukkan nafsu untuk juara. Ketika kami menunjuknya, media sangat antusias. Sayangnya, itu tak bekerja dengan baik untuk Moyes," sesalnya.

Dalam buku ini, Sir Alex secara jujur bahwa dirinya memang tak begitu suka dengan Moyes. Dia pun menceritakan pertemuan pertamanya dengan eks Manajer Everton tersebut. Kala itu terjadi pada 1998, Moyes datang untuk melamar jadi asisten manajer di United.

"Saat diwawancara dia sangat tegang. Berbeda dengan Steve McClaren yang tenang dan antusias," ucapnya.

Dalam buku barunya ini, Sir Alex juga berbicara tentang pemain-pemain terbaik yang pernah direkrutnya. Empat besar pemain bintang yang dinilai sebagai rekrutan terbaik adalah Eric Cantona, Ryan Giggs, Paul Scholes, dan Cristiano Ronaldo. Namun, Ronaldo dianggap yang terbaik.

Lalu, dia juga menceritakan beberapa pemain lawan yang disukainya. "Saya pikir, Tony Adams adalah pemain United yang terjebak dalam jersey Arsenal," katanya.

"Dia akan menjadi pemain yang sempurna apabila di United," lanjutnya. (wam/ham)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apes, Maicon Diganjar Denda 2.000 Euro Gara-gara Aksi Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler