jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak delapan dari sembilan partai yang lolos di parlemen menyatakan sikap tegas menolak sistem proporsional tertutup diberlakukan pada Pemilu 2024.
Kedelapan partai itu ialah Partai Golkar, PAN, PPP, PKB, Partai Gerindra, PKS, Partai NasDem dan Partai Demokrat.
BACA JUGA: Sistem Proporsional Tertutup Menghambat Partisipasi Politik
Pernyataan sikap itu itu diambil setelah sejumlah elite-elite partai menggelar pertemuan di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1).
"Kami menolak proporsional tertutup," kata Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat membacakan pernyataan sikap delapan partai di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (8/1).
BACA JUGA: Alasan Prabowo Pilih Sistem Proporsional Terbuka saat Pemilu
Dia menyatakan bahwa sistem proporsional tertutup bakal membawa kemunduran demokrasi di Indonesia, sehingga delapan partai menolak.
"Kami tidak ingin demokrasi mundur," tegas Airlangga.
BACA JUGA: Sistem Proporsional Tertutup Paling Tepat untuk Pemilu Serentak
Menurut dia, sistem proporsional terbuka yang kini diberlakukan sudah sesuai keputusan MK No.22-24/PUU-VI/2008.
"Sudah dijalankan tiga kali pemilu," kata Airlangga.
Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, itu pun menyebut delapan partai politik ini menginginkan KPU tetap menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu sebagaimana ketentuan perundang-undangan.
"Kami berkomitmen berkompetisi secara sehat dan damai dengan tetap menjaga persatuan bangsa," kata Airlangga.
Diketahui, tak ada perwakilan dari Partai Gerindra ketika partai-partai menggelar pertemuan di The Dharmawangsa pada Minggu ini untuk menolak proporsional tertutup.
Airlangga mengatakan Partai Gerindra pada prinsipnya setuju dengan pernyataan sikap parpol lain untuk menolak sistem proporsional tertutup.
"Hari ini yang tidak terlihat (perwakilan, red) Partai Gerindra, tetapi Gerindra sudah berkomunikasi dan sudah menyetujui pernyataan hari ini," pungkas Airlangga Hartarto. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Aristo Setiawan