Sistem SPP Tunggal Masih Disetujui Untuk Unhas

Sudah Mendapat Persetujuan Kemenkeu

Rabu, 06 Februari 2013 – 06:42 WIB
JAKARTA - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalankan program SPP tunggal atau uang kuliah tunggal (UKT) di seluruh PTN berjalan lambat seperti siput. Hingga saat ini, usulan penerapan SPP tunggal yang sudah disepakati hanya di Universitas Hasanuddin (Unhas) saja.

Kemendikbud sangat gencar mengkampanyekan penerapan sistem pembiayaan model baru itu pada tahun ajaran 2013 ini. Alasannya dengan sistem pembiayaan SPP tunggal ini, Kemendikbud mengklaim biaya kuliah akan semakin murah. Mahasiswa tidak lagi dibebani biaya-biaya "dadakan" di tengah-tengah masa perkualiahan.

Sayangnya, program andalan Kemendikbud ini berjalan lambat. Hingga memasuki bulan kedua 2013, hanya ada satu PTN yang usulan sistem SPP tunggalnya disetujui Kementerian Keuangan (Kemenkeu). PTN yang telah mendapatkan persetujuan Kemenkeu untuk menerapkan SPP tunggal itu adalah Unhas, Makassar.

Rektor Unhas Idrus A. Paturusi kemarin mengatakan, pihaknya sangat bersyukur hitung-hitungan SPP tunggal mereka telah disepakati Kemenkeu. Dengan demikian, mereka siap menjalankan SPP tunggal mulai tahun akademik 2013-2014 pertengahan tahun ini.

"UKT (SPP tunggal) memang belum diterapkan atau dijalankan bulan ini," katanya. Tetapi Idrus menegaskan jika hingga saat ini masih Unhas yang memiliki daftar tarif SPP tunggal dan telah disetujui Kemenkeu.

Dia mengatakan jika Kemendikbud telah memiliki acuan penyusunan tarif pada SPP tunggal. Sebagai ketua majelis rektor perguruan tinggi negeri Indonesia (MRPTNI), Idrus berharap seluruh rektor PTN kompak menjalankan sistem SPP tunggal ini. Apalagi sistem SPP tunggal itu adalah program Kemendikbud.

Saat ini gerakan memprotes penerapan SPP tunggal sudah mulai muncul. Alasannya sistem SPP tunggal itu malah membuat biaya kuliah semakin mahal. Menurut Idrus, tudingan jika penerapan SPP tunggal malah membuat biaya kuliah semakin mahal itu tidak benar. "Asalkan pihak kampus dalam menghitung tarif SPP tunggalnya benar," ujarnya.

Menurut Idrus, dengan sistem SPP tunggal ini justru malah membuat ongkos kuliah semakin terjangkau. Alasannya biaya kuliah selama empat tahun ditotal di muka lantas dibagi delapan semester. "Termasuk uang muka masuk PTN juga dibagi menjadi delapan semester," kata dia.

Idrus membeberkan SPP tunggal untuk kelas reguler bidang eksakta dipatok Rp 5,2 juta untuk empat tahun, plus uang muka kuliah sebesar Rp 1,2 juta. Kemudian ada biaya KKN Rp 350 ribu dan biaya basic study skill (BSS) Rp 350 ribu. "Semua biaya itu ditotal, lalu dibayar per semester atau dibagi delapan," katanya. Dia berharap masyarakat tidak langsung mengecap sistem pembiayaan kuliah melalui SPP tunggal itu bermasalah karena lebih mahal.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Triyogi Yuwono mengatakan penerapan SPP tunggal semestinya akan berjalan serentak di seluruh PTN tahun ini. "Karena ini kan kebijakan Direktorat Jenderal Dikti (Pendidikan Tinggi, red) Kemendikbud," tandasnya.

Dia menampik jika ada PTN yang mendahului menerapkan SPP tunggal untuk seluruh mahasiswanya. Kalaupun Unhas telah mendapatkan persetuan Kemenkeu, tetap saja berlaku efektifnya pada tahun akademik 2013-2014 pertengahan tahun ini. "Insyallah ITS juga menerapkan SPP tunggal tahun ini. Tapi rinciannya nanti ya," pungkasnya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota Tetap Belum Ditentukan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler