Siswa di Sulsel Diajak Pahami Tantangan Era Digital

Rabu, 24 Mei 2023 – 23:22 WIB
Sebanyak 16.563 pelajar SD, SMP, dan SMA di Provinsi Sulawesi Selatan diajak untuk memahami tantangan era digital. Foto: GNLD Siberkreasi

jpnn.com, MAKASSAR - Sebanyak 16.563 pelajar SD, SMP, dan SMA di Provinsi Sulawesi Selatan diajak untuk memahami tantangan era digital. Edukasi digital itu disampaikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Rabu (24/5).

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Harpansa mengatakan sebagai orang Indonesia wajib untuk memiliki kompetensi budaya dalam bermedia digital, yakni kemampuan di dalam membaca, menganalisis, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan serta nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

BACA JUGA: Kemenko PMK Bahas Upaya Tingkatkan Akses Digital dan Internet untuk Disabilitas

Selain itu, dia mengungkapkan pelajar perlu mendokumentasikan kekayaan budaya merupakan salah satu langkah digitalisasi budaya yang dapat memunculkan peluang untuk mewujudkan kreativitas.

“Dunia digital adalah dunia kita sekarang. Kita tidak bisa menghindarinya, kita harus memasukinya. Mari kita isi dan jadikan sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita tumbuh dan berkembang, serta tempat kita sebagai bangsa yang bermartabat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Hadapi Tantangan Era Digital, Siswa di Depok Diajak Cakap Bermedsos

Creative Entrepreneur Ibnu Novel Hafidz mengatakan terdapat tantangan besar di dalam era digital, seperti tekanan akademis, sosial, dan emosional.

Karena itu, dia meminta pelajar untuk tetap menjaga kesehatan mental dan tak berlebihan dalam memanfaatkan dunia digital seperti media sosial.

BACA JUGA: Fordigi Berkomitmen Mencetak Talenta Digital di Indonesia

Yang tak kalah penting menurutnya adalah mengasah kemampuan kritis yang mampu membedakan mana informasi yang benar dan yang salah, berkomunikasi dengan santun serta tidak memfitnah ataupun memposting berita palsu di media sosial.

“Dengan memahami karakteristik dan prinsip-prinsip media sosial, kita dapat menjalankan kegiatan digital dengan etika yang baik, menghadapi perubahan dan tantangan dengan adaptasi yang baik, serta tetap menjaga kesopanan dan etika,” jelasnya.

 Manajer Ceritasantri.id dan Koordinator Media PW Fatayat NU DIY Aina Masrurin menyebutkan terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dikuasai sebagai pengguna aktif media sosial, di antaranya dengan mengamankan perangkat gadget, merahasiakan identitas digital, menjaga rekam jejak, juga mewaspadai penipuan.

“Kita harus selalu waspada, untuk itu dapat menerapkan tip-tip untuk bermedia digital dengan aman. Mulai dari mengenali dengan seksama orang-orang yang berkomunikasi dengan kita di internet, memastikan transaksi digital dilakukan melalui aplikasi yang terjamin, tidak melakukan transaksi jual beli di luar marketplace, menggunakan antivirus di perangkat komputer dan handphone, serta menggunakan password yang kuat. Penting juga untuk memastikan orang-orang di sekitar kita memiliki pemahaman yang sama tentang keamanan digital,” tutup Aina.

Dalam webinar literasi digital ini, hadir pula sebagai Keynote Speaker Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Iqbal Nadjamuddin.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (Tan/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Cara Ini Bentoel Group Dukung Pengembangan Literasi Digital di Indonesia


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler