Siswa SD Belajar Bercocok Tanam, Lihat Penampakannya, Serius Sekali

Minggu, 25 September 2022 – 15:11 WIB
Siswa SD Negeri 2 Cisaat, Sukabumi belajar bercocok tanam padi di Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug. Foto dokumentasi AQUA 

jpnn.com, SUKABUMI - Sekitar 40 siswa SD Negeri 2 Cisaat, Sukabumi mengunjungi Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug.

Di situ mereka yang didampingi para guru dan kepala sekolah belajar tentang pertanian ramah lingkungan. 

BACA JUGA: PPDB Online SD Kota Bekasi Bermasalah, Jarak Rumah Siswa ke Sekolah Jutaan Meter

Belajar langsung di alam terbuka ternyata memang menyenangkan untuk Siti Hanifa, 10, siswa kelas IV, dan kawan-kawan.

Mereka bisa belajar menanam pohon di polybag, melihat proses budi daya jamur tiram, proses pengembangbiakkan lele dengan sistem bioflok.

BACA JUGA: Cerita Giring Ganesha Temukan Kenikmatan Saat Bercocok Tanam Hidroponik

Belajar membuat pupuk organik cair, menanam padi, pengolahan kotoran kambing menjadi kompos, dan tentu saja bertanya jawab dengan para pendamping lapangan di Kampung Papisangan.

Kegiatan para siswa SD Negeri 2 Cisaat, Sukabumi pada pertengahan September 2022 itu berlangsung di lahan pertanian sehat seluas 18.643 meter persegi yang dikembangkan Pabrik Aqua Mekarsari.

BACA JUGA: Warga Binaan Belajar Bercocok Tanam dan Bersosialisasi Lewat Open Camp Ciangir

Itu merupakan kawasan pengembangan agribisnis dan agroeduwisata di Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, bekerja sama dengan mitra pelaksana Negeri Ternak Indonesia.

“Pabrik Aqua Mekarsari mulai mengembangkan sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan sejak tahun 2018," kata Koordinator CSR Pabrik Aqua Mekarsari Beni Satyahadi dalam siaran pers, Minggu (25/9).

Sejak saat itu, lanjutnya, pihaknya bersama mitra pelaksana berupaya mengubah kebiasaan para petani agar bisa mulai menggunakan pupuk organik di lahan masing-masing. Proses perubahan itu tentu saja butuh waktu dan kerja keras semua pihak. 

Dia menyebutkan hingga 2022 konversi lahan padi konvensional menjadi lahan padi sehat di Kampung Papisangan sudah mencapai 18.643 meter persegi. Hal itu sejalan dengan makin menurunnya penggunaan pupuk kimia.

“Untuk mendukung pengembangan pertanian sehat tersebut, kami juga mengembangkan pembuatan pupuk organik cair, pemanfaatan kotoran kambing sebagai bahan pembuatan kompos, dan pemanfaatan gulma serta rumput-rumpatan untuk menyuburkan tanah," terangnya.

Hal itu ternyata berhasil meningkatkan kesuburan tanah. Kini Kampung Papisangan pun menjadi pusat informasi pengembangan pertanian sehat dan menjadi tempat pengembangan agribisnis dan agroeduwisata.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 2 Cisaat Eni Kusrini mengatakan para siswanya sudah beberapa kali berkunjung ke Kampung Papisangan.

Itu karena sangat cocok dengan program sekolah mengajarkan siswa tentang pertanian ramah lingkungan. Anak-anak bisa belajar dari para ahli dan langsung di alam terbuka. 

"Setelah pulang dari sini, anak-anak akan menerapkannya di sekolah kami dan nantinya di rumah masing-masing," ujar Eni.

Agriculture Manager Danone Indonesia Budi Raharjo mengungkapkan banyak siswa dan kelompok tani dari Kecamatan Cicurug serta sekitarnya yang telah berkunjung ke Kampung Papisangan.

Mereka semua datang untuk belajar tentang pertanian ramah lingkungan sambil menikmati alam nan indah dan terjaga baik di Kampung Papisangan. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Siswa SD   bercocok tanam   Pupuk   Aqua  

Terpopuler