jpnn.com, JAKARTA - Hobi main gim tidak semuanya berdampak negatif. Enam siswa SMK Raden Umar Said Kudus, Jawa Tengah membuat gim yang mendatangkan cuan.
Tidak hanya menarik, gim buatan Nicholas Christian Chandra dan lima kawannya ini mengandung nilai edukasi dan tema sosial.
BACA JUGA: Terinsipirasi dari Film, Mahasiswa Polinema Ciptakan Gim Horor
Nicholas yang juga game director dan pendiri studio gim Pupil Entertainment mengungkapkan alasannya mengangkat tema sosial di permainan yang dikembangkannya.
Menurutnya, hal itu untuk memberikan gambaran kepada publik bahwa banyak hal yang menarik perhatian di dunia ini, tetapi belum kita ketahui.
BACA JUGA: Dijuluki Jungler Terkuat di Mobile Legends, Fenrir Dongak Tertarik Berbisnis Gim Online
"Jadi, banyak sekali aspek di dunia menurut kami itu belum begitu diketahui oleh kalayak umum, misalnya soal pekerja anak," ujar siswa berperawakan sedang ini kepada JPNN pada ajang Indonesia Technology & Innovation (INTI) di Jakarta International Expo, baru-baru ini.
Hal itu membuat gim yang dikembangkannya akan memberikan edukasi kepada pemain atau masyarakat bahwa ada sisi-sisi lain di dunia ini. Juga bahwa kehidupan itu tidak senyaman yang dibayangkan.
BACA JUGA: Gamecomm Indonesia Gandeng Sekuya Bawa Inovasi Baru di Dunia Gim
Nicholas mengakui gim buatan timnya bukan gim entertaiment sehingga kurang diminati Player. Namun, dia ingin para pembuat gim mengandalkan hati nurani untuk tidak sekadar mencari cuan, tetapi punya pesan moral.
"Kami buat gim-gim seperti ini, harapannya ada player sesudah memainkannya tergerak dan juga mau ikut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah sosial seperti itu," katanya.
Siswa kelas XI SMK Raden Umar Said Kudus itu menyebutkan, untuk membuat gim tersebut pihaknya membutuhkan waktu sekitar 4 bulan. Mereka melakukan riset dengan mencari data-data di internet dan media sosial.
Mereka juga melihat-lihat dari wikimedia, internet, YouTube dan lainnya.
Dia mencontohkan untuk gim Adiksi, risetnya dilakukan di YouTube dan media sosial untuk melihat bagaimana efek negatif menggunakan obat-obatan terlarang.
"Adiksi itu menceritakan seorang junkie atau pecandu bernama Noris, yang terlibat narkoba, obat-obat terlarang. Hidupnya makin hari kian kacau dan makin kusut setelah menggunakannya," imbuhnya.
Gim Adiksi ini sudah di-publish Februari 2024 melalui YouTube. Hasilnya menggembirakan sudah lebih dari 1000 player yang memainkannya.
Dan untuk yang gim kedua tentang perbudakan anak di Afrika, dengan mengambil dari sisi pekerja anak dan player atau pemain akan merasakan segala horor yang dirasakan.
Hingga akhirnya di cerita nanti dia akan menemukan cara untuk keluar dan kabur serta kembali menjadi anak yang normal.
"Namun, masa lalunya tetap akan menghantui, dan itu yang ingin kami sampaikan pesan moralnya kepada para player," sebutnya.
Hafidz Giga Samesta, game designer dan project manager Pupil Entertainment menambahkan, untuk merancang dan mengembangkan gim tersebut pihaknya memiliki enam personel. Semuanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
"Saya lebih kayak mengatur jadwal untuk tim, juga melakukan cek ini dan itu, juga desainnya," katanya.
Timnya memilih gim edukasi juga agar para pemain bisa mendapatkan pesan moral setelah memainkannya.
Di sisi lain, juga agar tata bahasanya lebih sopan, apalagi kebanyakan gim besutan asing, sering kali menggunakan kata-kata kasar dan bernada umpatan.
"Untuk mengedukasi pemain juga supaya bahasanya tuh lebih ke sopan," ucapnya.
Baik Nicholas maupun Hafidz sangat bersyukur bisa sekolah di SMK Raden Umar Said Kudus. SMK ini memberikan ruang berekspresi yang luas kepada siswa.
Sekolah ini setiap tahunnya selalu diminati calon siswa baru yang tertarik mengambil jurusan gim.
"Peminatnya banyak. Setiap tahun yang diterima ada 2 kelas khusus jurusan gim saja,' ucapnya.
Keduanya berharap agar makin banyak wadah untuk para gim mengeksplorasikan diri.
SMK Raden Umar Said Kudus merupakan salah satu dari sembilan satuan pendidikan vokasi yang memamerkan 15 gim di INTI.
Keterlibatan mereka ini atas fasilitasi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) dalam upaya meningkatkan interaksi satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri sekaligus mengekspos karya/produk melalui beragam event level nasional. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad