jpnn.com, TEHRAN - Pemerintah Iran mengisyaratkan bahwa keracunan massal di sejumlah sekolah beberapa bulan terakhir merupakan bagian dari rencana jahat untuk menghambat kegiatan belajar mengajar di negara tersebut.
Wakil Menteri Kesehatan Younes Panahi mengatakan anak perempuan sengaja diracuni menggunakan campuran bahan kimia agar mereka tidak masuk sekolah.
BACA JUGA: Pasangan Muda di Iran Dihukum 10 Tahun Penjara karena Berdansa
"Pihak tertentu menginginkan penutupan semua sekolah, terutama sekolah anak perempuan," kata dia tanpa memberikan rincian lebih lanjut pada Minggu (26/2).
Ratusan kasus keracunan telah dilaporkan di kalangan siswi sejak November tahun lalu. Keracunan telah menyebabkan puluhan gadis dirawat di rumah sakit.
BACA JUGA: China Pastikan Berpihak kepada Iran dalam Isu Nuklir
Setidaknya 14 sekolah telah menjadi sasaran di empat kota, termasuk ibu kota Teheran dan kota Ardebil di barat laut.
Insiden itu pertama kali dilaporkan di Qom, yang merupakan rumah bagi ulama dan seminari teologi Iran.
BACA JUGA: HUT ke-44 Iran Diwarnai Seruan Matilah Republik Islam
Awal bulan ini, orang tua siswa yang sakit berkumpul di luar kegubernuran Qom untuk menuntut penjelasan dari pejabat pendidikan.
“Kami tidak ingin sekolah yang tidak aman” dan “sekolah harus diamankan”, teriak ratusan pengunjuk rasa.
Para korban melaporkan gejala mual, sakit kepala, batuk, kesulitan bernapas, dan jantung berdebar-debar.
Majid Monemi, wakil gubernur provinsi Lorestan, dilaporkan mengatakan pada hari Minggu bahwa 50 anak perempuan di sebuah sekolah menengah atas di Borujerd diracuni.
Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri memerintahkan penyelidikan yudisial atas peracunan yang dilaporkan pekan lalu.
Sejauh ini, belum ada yang ditangkap karena keracunan tersebut. (theindependent/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif