jpnn.com - jpnn.com - TH, siswi SDIT Al Muhajirin di kawasan Mediterania, Batam, Kepulauan Riau, langsung mendatangi Polsek Batamkota bersama orangtuanya setelah berhasil melarikan diri dari dua pria yang menculiknya.
TH didampingi ayahnya, Abdul Hamid, saat memberikan keterangan kepada penyidik Unit PPA Polsek Batamkota, Senin (6/3) sekitar pukul 13.00 WIB.
BACA JUGA: Hamdalah, Siswi SD Ini Lolos dari Aksi Penculikan
Setelah menjalani pemeriksaan beberapa jam, kemudian sekitar pukul 16.00 WIB, TH bersama dengan ayahnya diminta menunjukkan lokasi dan rute perjalanan pelaku selama dua jam membawa TH berkeliling dengan mobil.
"Kita juga masih mencari tahu terkait motif pelaku dalam membawa korban. Besok akan saya terangkan secara jelas, bagaimana jalan cerita selengkapnya," imbuh Kapolsek Batamkota Kompol Arwin kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) Senin (6/3).
BACA JUGA: Kapal Buatan Batam untuk Malaysia Diluncurkan, Keren...
Dari hasil pemeriksaan polisi, TH mengaku mulut dan matanya ditutup dengan kain hitam selama berkeliling dengan mobil pelaku. Namun TH berhasil membuka sedikit kain penutup itu dan melihat ciri-ciri kedua pelaku.
Menurut TH, dua penculiknya itu terdiri dari dua pria. Satu orang yang menjadi sopir memiliki ciri-ciri tubuh kurus.
BACA JUGA: Dirjen Hubla Keluhkan Kondisi Parkir Pelabuhan Ini
Saat itu, pria tersebut mengenakan baju merah dan celana biru garis putih. Pria tersebut juga mengancam akan membunuh TH jika ia berusaha kabur.
Kemudian pelaku satu lagi juga seorang pria dengan ciri-ciri memakai kacamata minus. Pria yang duduk di kursi tengah mobil itu juga bertubuh kurus dan memiliki bekas jahitan di pipi sebelah kanan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin menyayangkan insiden penculikan siswi tersebut. Menurut dia, kasus ini merupakan peringatan bagi pihak sekolah akan pentingnya keamanan bagi anak didik selama berada di sekolah.
"Sekolah harus memperhatikan keamanan dan keselamatan anak selama berada di sekolah," tegas Muslim.
Orang tua juga perlu memastikan anak memasuki area sekolah saat mengantarkannya ke sekolah. "Pastikan memasuki pagar sekolah, dan ada guru yang menyambut saat anak tiba," ujarnya.
Sekolah harusnya memiliki batasan dengan pekarangan di sekitanya. Hal ini untuk melindungi anak dari hal yang tidak diinginkan seperti kasus hari ini.
Menurut Muslim, saat ini semua sekolah telah memiliki peraturan yang sangat ketat. Siswa tidak boleh keluar pekarangan, meskipun saat jam isitirahat berlangsung.
"Nah, ini untuk memproteksi siswa, hanya saja kejadian kan tidak bisa ditebak misalnya kasus hari ini," jelasnya. (she/cr1/cr17)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batam Incar Turis Jiran dengan Festival Internasional
Redaktur & Reporter : Budi