SAMARINDA - Inilah akibatnya jika tak berhati-hati memilih teman. Dinda (16) –nama samaran, direnggut keperawanannya oleh Erfan (36), pria yang selama ini menjadi teman dekatnya. Peristiwa ini terjadi pada Jumat (18/1) lalu, sekitar pukul 19.30 Wita di kawasan semak-semak tepi jalan pelabuhan peti kemas, Kelurahan Bukuan, Palaran, Kota Samarinda.
Informasi yang dihimpun harian ini, sebelum kejadian tersebut keduanya telah saling mengenal Mei 2012 lalu. Namun, entah mengapa Dinda menjadi dekat dengan Erfan, padahal pria tersebut sudah mempunyai istri dan anak.
Dari keterangan Dinda ke polisi, awalnya korban meminta izin ke ibunya untuk pergi ke warung internet yang tak jauh dari rumahnya, kawasan Rawa Makmur, Palaran. Tapi, ia justru pergi dengan Erfan di areal pelabuhan peti kemas untuk sekadar berbincang di atas motornya. Sambil menikmati malam, keduanya banyak mengobrolkan tentang kehidupannya masing-masing.
“Saat korban berniat untuk pulang ke rumah, pelaku malah memegang tangan korban dan menariknya ke semak-semak. Korban sempat meronta-ronta dan menolak aksi pelaku,” kata Kapolsekta Palaran AKP Burhanuddin melalui Kanit Reskrim Polsekta Palaran Iptu Supriyadi.
Supriyadi menuturkan, pelaku justru semakin nekat dengan memaksa mencopot celana dalam korban dan setelah itu melepaskan celananya sendiri. Tanpa berpikir panjang, pelaku langsung merebahkan tubuh korban kemudian menindihnya. Setelah korban sudah tidak berdaya, pelaku pun menyetubuhi korban. “Pelaku memaksa dan korban ini tidak bisa melawan,” sebutnya.
Selepas melampiaskan nafsunya, pelaku kemudian membawa korban ke warnet dan meninggalkannya sendirian. Tentu, perasaan kesal bercampur menyesal berkecamuk dalam dalam pikiran Dinda, sebab orang yang dikenalnya dekat selama ini ternyata telah menodainya.
Keesokan harinya Sabtu (19/1), korban menceritakan kejadian tersebut pada tantenya, sebab tak berani berterus terang pada ibunya. Setelah ada kesepakatan dengan korban, tantenya kemudian menceritakannya pada kisah tragis tersebut pada ibu korban.
“Sekitar pukul 6 sore, korban bersama orang tua dan beberapa anggota keluarga lain mendatangi rumah kontrakan pelaku untuk meminta pertanggungjawaban pelaku,” kata Supriyadi.
Sebenarnya, kesepakatan dengan pelaku telah dibuat, yakni bersedia menikahi korban walau sudah beristri. Tapi di luar dugaan, keluarga korban yang lain tiba-tiba datang dalam jumlah besar. Merasa terancam dengan perlakuan keluarga korban yang tak puas di luar rumah, pelaku pun melarikan diri melewati jendela belakang rumah.
“Tak menepati janji, keluarga korban akhirnya melapor ke Mapolsekta Palaran sekitar jam 8 malam,” tutur Supriyadi.
Dia menyebut, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah mencari pelaku di mana-mana termasuk rumah kontrakannya dan kediamannya. Rencananya hari ini (21/1) melakukan visum di RS AW Sjahranie. “Perkara masih dikembangkan,” imbuhnya.(ypl/ibr)
Informasi yang dihimpun harian ini, sebelum kejadian tersebut keduanya telah saling mengenal Mei 2012 lalu. Namun, entah mengapa Dinda menjadi dekat dengan Erfan, padahal pria tersebut sudah mempunyai istri dan anak.
Dari keterangan Dinda ke polisi, awalnya korban meminta izin ke ibunya untuk pergi ke warung internet yang tak jauh dari rumahnya, kawasan Rawa Makmur, Palaran. Tapi, ia justru pergi dengan Erfan di areal pelabuhan peti kemas untuk sekadar berbincang di atas motornya. Sambil menikmati malam, keduanya banyak mengobrolkan tentang kehidupannya masing-masing.
“Saat korban berniat untuk pulang ke rumah, pelaku malah memegang tangan korban dan menariknya ke semak-semak. Korban sempat meronta-ronta dan menolak aksi pelaku,” kata Kapolsekta Palaran AKP Burhanuddin melalui Kanit Reskrim Polsekta Palaran Iptu Supriyadi.
Supriyadi menuturkan, pelaku justru semakin nekat dengan memaksa mencopot celana dalam korban dan setelah itu melepaskan celananya sendiri. Tanpa berpikir panjang, pelaku langsung merebahkan tubuh korban kemudian menindihnya. Setelah korban sudah tidak berdaya, pelaku pun menyetubuhi korban. “Pelaku memaksa dan korban ini tidak bisa melawan,” sebutnya.
Selepas melampiaskan nafsunya, pelaku kemudian membawa korban ke warnet dan meninggalkannya sendirian. Tentu, perasaan kesal bercampur menyesal berkecamuk dalam dalam pikiran Dinda, sebab orang yang dikenalnya dekat selama ini ternyata telah menodainya.
Keesokan harinya Sabtu (19/1), korban menceritakan kejadian tersebut pada tantenya, sebab tak berani berterus terang pada ibunya. Setelah ada kesepakatan dengan korban, tantenya kemudian menceritakannya pada kisah tragis tersebut pada ibu korban.
“Sekitar pukul 6 sore, korban bersama orang tua dan beberapa anggota keluarga lain mendatangi rumah kontrakan pelaku untuk meminta pertanggungjawaban pelaku,” kata Supriyadi.
Sebenarnya, kesepakatan dengan pelaku telah dibuat, yakni bersedia menikahi korban walau sudah beristri. Tapi di luar dugaan, keluarga korban yang lain tiba-tiba datang dalam jumlah besar. Merasa terancam dengan perlakuan keluarga korban yang tak puas di luar rumah, pelaku pun melarikan diri melewati jendela belakang rumah.
“Tak menepati janji, keluarga korban akhirnya melapor ke Mapolsekta Palaran sekitar jam 8 malam,” tutur Supriyadi.
Dia menyebut, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah mencari pelaku di mana-mana termasuk rumah kontrakannya dan kediamannya. Rencananya hari ini (21/1) melakukan visum di RS AW Sjahranie. “Perkara masih dikembangkan,” imbuhnya.(ypl/ibr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembak Pegawai, Bawa Kabur 20 Kg Emas
Redaktur : Tim Redaksi