SIANTAR – Siswi salah satu SMP di Kota Siantar, sebut saja namanya Bunga (15), menjadi korban penipuan teman yang juga tetangganya. Korban mengaku dijebak dan dibius, lalu diserahkan kepada dua pria yang kemudian mencabulinya dalam keadaan tak sadarkan diri.
Kejadian itu dilaporkan ke Polres Siantar dan saat ini masih mendalami kasus yang menimpa pelajar SMP tersebut. Korban mengaku ditiduri dua pria saat tak sadarkan diri usai menenggak minuman mineral kemasan botol.
Dengan berlinang air mata, ibu korban S br T (45) bersama suaminya DS (58), Selasa (11/6) sekitar pukul 10.00 WIB, mendatangi Polres Siantar untuk mengadukan kejadian yang menimpa putri sulungnya itu.
Seraya menuturkan kronologi yang menimpa putrinya, tangisan warga Kecamatan Siantar Selatan ini bahkan memecah keheningan ruangan SPK Polres Sianatra. “Kejam kali orang itu bah. Betul-betul binatatang lah germo (mucikari) itu. Tega dia menjual anakku ini. Duh, Pa’e,” teriak ibu korban mengarah ke suaminya.
Dia menceritakan, kejadian itu baru diketahui mereka pada Senin (10/6) sore, saat anaknya baru pulang ke rumah setelah dua hari tak pulang. Setelah didesak, Bunga mengaku baru dijebak teman sepermainanya yang juga tetangganya berinisial OB (16), juga masih pelajar SMA.
Bunga mengaku, aksi pencabulana atas dirinya terjadi di salah satu penginapan di Kelurahan Bane, Siantar Utara. Mendengar pengakuan itu, orangtuanya sangat terkejut bahkan nyaris pingsan. Bunga mengaku bahwa dia tidak mengenal kedua pria yang menidurinya.
Kejadian itu berlangsung Jumat (18/5) lalu. Hal itu bermula ketika Bunga yang berada di rumah dan ditemani OB mengutarakan niatnya jalan-jalan meski cuaca sedang hujan sekitar pukul 17.00 WIB. Tapi OB tidak kehabisan akal. Dia meminta Enjel (20), tak lain anak angkat ibu kandungnya, untuk dijemput.
Tak sampai 30 menit, satu unit mobil Dahiatsu Terios sudah tiba di halaman rumah Bunga. OB kemudian meminta Bunga masuk ke dalam mobil. Meski sempat bingung, Bunga tak banyak tanya dan duduk di bangku depan dekat dengan supir berperawakan tinggi, besar dan berkumis.
Sedangkan Enjel, OB, adik OB berusia 8 tahun dan seorang pria lainnya berciri-ciri kepala botak tengah (tanpa rambut), kulit kuning langsat dan berpakaian rapi duduk di tengah.
Melaju ke arah pusat Kota Siantar, Bunga pun berkenalan dengan kedua pria tersebut. Bahkan tak lama kemudian, Bunga ditawarkan minuman mineral dalam kemasan botol. Dan tak tau apa penyebabnya, hanya hitungan menit setelah minum, Bunga tak sadarkan diri.
“Aku yakin minuman yang kuminum itu sudah dicampur obat-obatan gitu, Bang. Makanya aku terasa pening dan tak sadarkan diri. Begitu aku bangun, sudah berada di salah satu kamar hotel Bang. Dan kemaluanku terasa sakit kali,” kata Bunga saat ditemui di Mapolres Siantar.
Menurut Bunga, OB dan Enjel bahkan membiarkannya yang sudah tak sadarkan diri dibawa ke kamar hotel kelas melati tersebut.
Padahal, sebelum bersama dua pria itu di hotel, dia masih ingat bersama OB, Enjel dan bocah laki-laki tak lain adik kandung OB.
“Makanya setelah dari kamar itu, aku memang dipulangkan dua bapak-bapak itu menggunakan mobil yang menjemputku. Tapi kulihat si OB dan Enjel itu masih dalam mobil. Karena palaknya (kesal) aku sama orang itu, aku memilih diam dan merasa menyesal Bang,” kata Bunga yang baru saja menamatkan pendidikan SMP.
Masih kata Bunga, sejak itu, dia hanya memilih bungkam karena tidak bisa lagi menuntut kembali kegadisannya. “Masa depanku hancur Bang. Mau cemana lagi aku menuntut balik kegadisanku. Sama siapa kuminta,” kata Bunga kesal. Namun demikian, Bunga tetap berteman dengan OB dan Enjel.
Puncaknya, Sabtu (8/6) lalu, saat OB memohon pertolongan padanya terkait uang sekolah sejak bulan Januari lalu yang belum dibayar.
Akan tetapi, untuk menutupi uang sekolah itu OB menyampaikan agar Bunga ditiduri pria hidung belang dan meminta uang sebesar Rp1,2 juta. Namun, tawaran itu langsung ditolak Bunga. Tak mau kalah, OB pun sempat mengancam akan memberitahu kepada orangtua Bunga terkait dua pria yang sempat menidurinya di hotel Jalan Kain Suji itu.
“Aku diancam akan memberitahu pada orang tuaku, kalau aku sudah tidak perawan lagi. Takutlah aku, tapi aku tetap menolak menerima tawaran dia (OB),” jelas Bunga lagi.
Meski menolak ajakan temannya, Bunga merasa ketakutan. Dia pun memilih tidak pulang, meski setiap saat ditelepon ibunya, S br T. Selama pelarian itu, Bunga mengaku bersama temannya. Tapi OB tetap mendesaknya untuk membantu melunasi uang sekolah itu.
Dengan rasa takut, Bunga pun memberanikan diri pulang ke rumah. Setibanya di rumah, dia ditanya ibunya S br T. Karena tak punya alasan kuat, akhirnya dia menceritakan apa yang telah dialaminya.
"Tak Ada Dijual, Dia yang Mau"
Berbeda dengan pengakuan Y Br G (43), ibu OB sekaligus ibu angkat Enjel. Dia mengatakan, yang terjadi pada Jumat (18/5) lalu, justru Bunga yang ngelendot pada pria botak yang belakangan mengaku berprofesi dokter gigi itu.
Bahkan ketika diajak ke hotel, Bunga tidak menolak hingga diberi uang Rp100 ribu. “Mana ada penjualan di sini. Dasar anak itu (Bunga) yang mau. Karena mengaku butuh uang mempercantik diri ke salon. Lagian setelah ditiduri di hotel itu, diterimanya uang seratus ribu. Menjual namanya itu?” kata Y Br G yang juga tinggal di Kecamatan Siantar Selatan itu.
Menurut dia, malam itu, baik OB, Enjel dan adik OB, mengaku kalau Bunga justru bersama dua pria ke hotel kelas melati di Jalan Kain Suji. Hal itu terungkap ketika KYL adik OB mengatakan, kalau Bunga masuk ke hotel. “Mak, Kak Bunga masuk sama bapak-bapak ke kamar,” kata KYL ditirukan Y Br G.
Bahkan dia sempat marah, ketika Bunga kembali dari hotel dan mengaku hanya mendapat upah Rp100 ribu. Sempat mengingatkan harga itu tak pantas dan terancam akan mengalami penyakit kulit, bila melakukan hal itu.
Begitu pun, Bunga hanya merespon ringan tanpa ada penyesalan yang dilihat Y Br G. “Aku butuh uang Bi (Bibi). Mau ke salon, pangkas rambut dan mempercantik wajahku,” kata Y Br G menirukan bahasa Bunga saat itu.
Ibu beranak tiga ini juga mengakui, kalau uang Rp100 ribu yang diberikan pria yang berada dalam mobil itu, justru dibagikan pada Enjel dan OB masing-masing mendapat Rp20 ribu. Sisanya Rp60 ribu sama Bunga.
Sedangkan Enjel yang ngekos di Jalan Danau Ranau, Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur, menurut Y Br G hanyalah pekerja di tempat hiburan malam. Namun dia membantah kalau gadis itu pekerja seks komersial (PSK).
Sementara itu, dua pria yang ada di dalam mobil Terios itu, sudah dikenal Enjel dua bulan lalu. Ketepatan, Enjel sedang berkeliling kota dan OB minta dibawa jalan-jalan. Sehingga saat itu, Enjel meminta kedua pria itu menjemput Bunga dan OB ke rumah korban.
Selama dalam mobil, Enjel mengaku padanya kalau SNS bertingkah mentel dan kerab ngelendot pada pria yang mengemudikan mobil itu. Setelah turun dari mobil, Enjel, OB dan adik OB, tidak mengetahui Bunga dibawa ke mana. Namun, Bunga mengaku baru bersama kedua pria itu dan diberi upah Rp100 ribu.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Siantar AKP Daniel Marinduri, ketika dikonfirmasi membantah kasus tersebut human trafficking. Kata dia, pihaknya masih mendalami kasus cabul yang menimpa korban (Bunga).
Dia mengatakan, penyelidikan sudah dilakukan dan mengetahui identitas kedua pelaku dan kini masih memburunya. “Siapa bilang trafficking, kasus ini masih kita dalami dan lebih mengarah dugaan pencabulan,” kata AKP Daniel.
Sementara Kasubag Humas AKP Efendi Tarigan, membenarkan sudah mengamankan Enjel dan OB guna mengorek keterangan terkait kasus dugaan cabul tersebut. Pihaknya sedang mengembangkan kasus itu dan memburu pelaku yang disebut-sebut membawa korban ke hotel. “Masih kita selidiki. Tak ada trafficking dan unsurnya masih kita dalami,” kata Efendi. (dho)
Kejadian itu dilaporkan ke Polres Siantar dan saat ini masih mendalami kasus yang menimpa pelajar SMP tersebut. Korban mengaku ditiduri dua pria saat tak sadarkan diri usai menenggak minuman mineral kemasan botol.
Dengan berlinang air mata, ibu korban S br T (45) bersama suaminya DS (58), Selasa (11/6) sekitar pukul 10.00 WIB, mendatangi Polres Siantar untuk mengadukan kejadian yang menimpa putri sulungnya itu.
Seraya menuturkan kronologi yang menimpa putrinya, tangisan warga Kecamatan Siantar Selatan ini bahkan memecah keheningan ruangan SPK Polres Sianatra. “Kejam kali orang itu bah. Betul-betul binatatang lah germo (mucikari) itu. Tega dia menjual anakku ini. Duh, Pa’e,” teriak ibu korban mengarah ke suaminya.
Dia menceritakan, kejadian itu baru diketahui mereka pada Senin (10/6) sore, saat anaknya baru pulang ke rumah setelah dua hari tak pulang. Setelah didesak, Bunga mengaku baru dijebak teman sepermainanya yang juga tetangganya berinisial OB (16), juga masih pelajar SMA.
Bunga mengaku, aksi pencabulana atas dirinya terjadi di salah satu penginapan di Kelurahan Bane, Siantar Utara. Mendengar pengakuan itu, orangtuanya sangat terkejut bahkan nyaris pingsan. Bunga mengaku bahwa dia tidak mengenal kedua pria yang menidurinya.
Kejadian itu berlangsung Jumat (18/5) lalu. Hal itu bermula ketika Bunga yang berada di rumah dan ditemani OB mengutarakan niatnya jalan-jalan meski cuaca sedang hujan sekitar pukul 17.00 WIB. Tapi OB tidak kehabisan akal. Dia meminta Enjel (20), tak lain anak angkat ibu kandungnya, untuk dijemput.
Tak sampai 30 menit, satu unit mobil Dahiatsu Terios sudah tiba di halaman rumah Bunga. OB kemudian meminta Bunga masuk ke dalam mobil. Meski sempat bingung, Bunga tak banyak tanya dan duduk di bangku depan dekat dengan supir berperawakan tinggi, besar dan berkumis.
Sedangkan Enjel, OB, adik OB berusia 8 tahun dan seorang pria lainnya berciri-ciri kepala botak tengah (tanpa rambut), kulit kuning langsat dan berpakaian rapi duduk di tengah.
Melaju ke arah pusat Kota Siantar, Bunga pun berkenalan dengan kedua pria tersebut. Bahkan tak lama kemudian, Bunga ditawarkan minuman mineral dalam kemasan botol. Dan tak tau apa penyebabnya, hanya hitungan menit setelah minum, Bunga tak sadarkan diri.
“Aku yakin minuman yang kuminum itu sudah dicampur obat-obatan gitu, Bang. Makanya aku terasa pening dan tak sadarkan diri. Begitu aku bangun, sudah berada di salah satu kamar hotel Bang. Dan kemaluanku terasa sakit kali,” kata Bunga saat ditemui di Mapolres Siantar.
Menurut Bunga, OB dan Enjel bahkan membiarkannya yang sudah tak sadarkan diri dibawa ke kamar hotel kelas melati tersebut.
Padahal, sebelum bersama dua pria itu di hotel, dia masih ingat bersama OB, Enjel dan bocah laki-laki tak lain adik kandung OB.
“Makanya setelah dari kamar itu, aku memang dipulangkan dua bapak-bapak itu menggunakan mobil yang menjemputku. Tapi kulihat si OB dan Enjel itu masih dalam mobil. Karena palaknya (kesal) aku sama orang itu, aku memilih diam dan merasa menyesal Bang,” kata Bunga yang baru saja menamatkan pendidikan SMP.
Masih kata Bunga, sejak itu, dia hanya memilih bungkam karena tidak bisa lagi menuntut kembali kegadisannya. “Masa depanku hancur Bang. Mau cemana lagi aku menuntut balik kegadisanku. Sama siapa kuminta,” kata Bunga kesal. Namun demikian, Bunga tetap berteman dengan OB dan Enjel.
Puncaknya, Sabtu (8/6) lalu, saat OB memohon pertolongan padanya terkait uang sekolah sejak bulan Januari lalu yang belum dibayar.
Akan tetapi, untuk menutupi uang sekolah itu OB menyampaikan agar Bunga ditiduri pria hidung belang dan meminta uang sebesar Rp1,2 juta. Namun, tawaran itu langsung ditolak Bunga. Tak mau kalah, OB pun sempat mengancam akan memberitahu kepada orangtua Bunga terkait dua pria yang sempat menidurinya di hotel Jalan Kain Suji itu.
“Aku diancam akan memberitahu pada orang tuaku, kalau aku sudah tidak perawan lagi. Takutlah aku, tapi aku tetap menolak menerima tawaran dia (OB),” jelas Bunga lagi.
Meski menolak ajakan temannya, Bunga merasa ketakutan. Dia pun memilih tidak pulang, meski setiap saat ditelepon ibunya, S br T. Selama pelarian itu, Bunga mengaku bersama temannya. Tapi OB tetap mendesaknya untuk membantu melunasi uang sekolah itu.
Dengan rasa takut, Bunga pun memberanikan diri pulang ke rumah. Setibanya di rumah, dia ditanya ibunya S br T. Karena tak punya alasan kuat, akhirnya dia menceritakan apa yang telah dialaminya.
"Tak Ada Dijual, Dia yang Mau"
Berbeda dengan pengakuan Y Br G (43), ibu OB sekaligus ibu angkat Enjel. Dia mengatakan, yang terjadi pada Jumat (18/5) lalu, justru Bunga yang ngelendot pada pria botak yang belakangan mengaku berprofesi dokter gigi itu.
Bahkan ketika diajak ke hotel, Bunga tidak menolak hingga diberi uang Rp100 ribu. “Mana ada penjualan di sini. Dasar anak itu (Bunga) yang mau. Karena mengaku butuh uang mempercantik diri ke salon. Lagian setelah ditiduri di hotel itu, diterimanya uang seratus ribu. Menjual namanya itu?” kata Y Br G yang juga tinggal di Kecamatan Siantar Selatan itu.
Menurut dia, malam itu, baik OB, Enjel dan adik OB, mengaku kalau Bunga justru bersama dua pria ke hotel kelas melati di Jalan Kain Suji. Hal itu terungkap ketika KYL adik OB mengatakan, kalau Bunga masuk ke hotel. “Mak, Kak Bunga masuk sama bapak-bapak ke kamar,” kata KYL ditirukan Y Br G.
Bahkan dia sempat marah, ketika Bunga kembali dari hotel dan mengaku hanya mendapat upah Rp100 ribu. Sempat mengingatkan harga itu tak pantas dan terancam akan mengalami penyakit kulit, bila melakukan hal itu.
Begitu pun, Bunga hanya merespon ringan tanpa ada penyesalan yang dilihat Y Br G. “Aku butuh uang Bi (Bibi). Mau ke salon, pangkas rambut dan mempercantik wajahku,” kata Y Br G menirukan bahasa Bunga saat itu.
Ibu beranak tiga ini juga mengakui, kalau uang Rp100 ribu yang diberikan pria yang berada dalam mobil itu, justru dibagikan pada Enjel dan OB masing-masing mendapat Rp20 ribu. Sisanya Rp60 ribu sama Bunga.
Sedangkan Enjel yang ngekos di Jalan Danau Ranau, Kelurahan Siopat Suhu, Siantar Timur, menurut Y Br G hanyalah pekerja di tempat hiburan malam. Namun dia membantah kalau gadis itu pekerja seks komersial (PSK).
Sementara itu, dua pria yang ada di dalam mobil Terios itu, sudah dikenal Enjel dua bulan lalu. Ketepatan, Enjel sedang berkeliling kota dan OB minta dibawa jalan-jalan. Sehingga saat itu, Enjel meminta kedua pria itu menjemput Bunga dan OB ke rumah korban.
Selama dalam mobil, Enjel mengaku padanya kalau SNS bertingkah mentel dan kerab ngelendot pada pria yang mengemudikan mobil itu. Setelah turun dari mobil, Enjel, OB dan adik OB, tidak mengetahui Bunga dibawa ke mana. Namun, Bunga mengaku baru bersama kedua pria itu dan diberi upah Rp100 ribu.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Siantar AKP Daniel Marinduri, ketika dikonfirmasi membantah kasus tersebut human trafficking. Kata dia, pihaknya masih mendalami kasus cabul yang menimpa korban (Bunga).
Dia mengatakan, penyelidikan sudah dilakukan dan mengetahui identitas kedua pelaku dan kini masih memburunya. “Siapa bilang trafficking, kasus ini masih kita dalami dan lebih mengarah dugaan pencabulan,” kata AKP Daniel.
Sementara Kasubag Humas AKP Efendi Tarigan, membenarkan sudah mengamankan Enjel dan OB guna mengorek keterangan terkait kasus dugaan cabul tersebut. Pihaknya sedang mengembangkan kasus itu dan memburu pelaku yang disebut-sebut membawa korban ke hotel. “Masih kita selidiki. Tak ada trafficking dan unsurnya masih kita dalami,” kata Efendi. (dho)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sopir Truk Pura-Pura jadi Korban Perampokan
Redaktur : Tim Redaksi