jpnn.com - JAKARTA - Tragedi terjadi di sebuah sekolah di Jakarta Pusat. Mawar (bukan nama sebenarnya), 16, siswi sebuah SMPN di Jakarta Pusat itu diduga menjadi korban pemerkosaan FP, 15, teman sekolahnya. Tragisnya, adegan tidak senonoh itu justru direkam oleh enam siswi lain yang masih satu sekolah dengan korban.
Orang tua korban yang tidak terima lantas melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Pusat Rabu lalu (16/10). Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos, peristiwa tersebut terjadi pada 13 September lalu. Saat itu, korban hendak pulang ke rumahnya di Kemayoran Gempol RT 01/07 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Kakek 70 Tahun Bobol RS Pelni
Dalam perjalanan, tiba-tiba korban ditarik salah seorang siswi rekannya, yaitu A, 16. Lalu, A menyuruh FP mencium korban. Korban yang menolak malah diancam dengan pisau oleh A. Mawar pun pasrah ketika harus melepas kerudung dan wajahnya dicium FP.
Tak hanya itu, korban pun dipaksa melakukan (maaf) oral seks dan hubungan layaknya suami istri. Yang lebih kejam, aksi bejat tersebut kemudian direkam dengan ponsel atau handphone (HP) oleh CD, 15, rekan lain korban, di depan siswi lain. Yakni CN, 16; DNA, 15; IV, 16; dan WW, 16.
BACA JUGA: Tewas Dipenggal, Kepala Hilang
Seusai aksi itu, para tersangka yang juga teman korban pergi begitu saja. Mereka meninggalkan Mawar. "Keluarga korban baru melapor ke polisi sebulan setelah kejadian tersebut," ujar sumber di Polres Metro Jakarta Pusat, kamis (17/10).
Menurut dia, pihak keluarga korban semula tidak mengetahui peristiwa itu. Mereka baru merasa curiga saat Mawar mengeluh sakit setiap akan buang air kecil dan besar. Semula, Mawar tidak mengaku. Setelah didesak keluarganya, dia lalu menceritakan kejadian yang dialaminya. "Ibu korban lalu melapor ke polisi," tuturnya.
BACA JUGA: Ogah Diajak Bercanda, Pelajar Ditusuk Teman Sekolah
Ena Eni Kusmastuti, wakil kepala sekolah tempat Mawar belajar, mengatakan bahwa pihaknya baru mendengar kejadian itu pada Senin lalu (14/10). Informasi tersebut didapat dari siswa. Pihaknya belum mengetahui kronologi kejadian tersebut. Sebab, sampai Senin lalu, korban dan para tersangka tidak masuk sekolah.
"Mawar izin tidak masuk karena sakit. Soal teman-temannya, sekolah belum menerima keterangan terkait ketidakhadiran mereka," tuturnya kemarin.
Ena mengatakan, pihaknya akan menelusuri kebenaran kasus tersebut. Jika terjadi kasus asusila, pihaknya akan mengeluarkan para pelaku dari sekolah. (agu/oni/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentara Edarkan 380 Kg Ganja
Redaktur : Tim Redaksi