Siti Fadilah: Indonesia Harus Bersiap Hadapi Ancaman Biologi

Selasa, 14 September 2021 – 19:15 WIB
Siti Fadilah Supari. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengungkapkan bahwa Indonesia belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman biologi. Khususnya laboratorim untuk menangkal ancaman biologi.

Di Indonesia pernah berdiri Laboratorium Namru milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun, laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada 2008.

BACA JUGA: Pandemi Mengganas, Sultan Minta Pemerintah Libatkan Eks Menkes Siti Fadilah Supari

Menurut Siti, Namru didirikan pada 1970-an, meski bercokol sekitar 30 tahun, keberadaan laboratorium di Jakarta Pusat dianggap belum memberikan sumbangan bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman biologi.

“Menurut saya manfaatnya jauh lebih kecil dibandingkan kerugiannya sebagai negara merdeka,” kata dia kepada wartawan, Selasa (14/9).

BACA JUGA: Siti Fadilah Supari: Kalau Lawannya Kuat, Dia Bisa Menggunakan Segala Macam Cara

Dia pun menegaskan bahwa keberadaan laboratorium asing sebagai bentuk penjajahan. “Kalau Namru memang harus ditutup,” tegasnya.

Lanjut Siti menerangkan, apabila Namru masih ada, sumbangannya terhadap pencegahan pandemi Covid-19 tidak signifikan. Sejauh ini hasil-hasil penelitian Laboratorium Namru tidak diserahkan ke Indonesia.

BACA JUGA: Kiat dari Siti Fadilah untuk Mencegah Tertulari COVID-19, Silakan Disimak

“Indonesia bingung menghadapi pandemi bukan karena tidak ada Namru, tetapi memang karena bingung sendiri tidak mengira pandemi separah ini,” kata Fadilah.

Menurut dokter spesialis jantung ini, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi.

Sebelumnya, Badan Intelejen Negara (BIN) pernah memiliki Divisi Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia) yang mengurus ancaman biologi.

Namun, sayangnya Divisi Nubika ini dibubarkan. “Saya sendiri tidak tahu kenapa dibubarkan,” ujar Fadilah.

Siti Fadilah Supari dikenal sebagai Menteri Kesehatan yang berhasil menangani ancaman biologi. Pada eranya, flu babi dan flu burung berhasil dicegah untuk tidak berkembang menjadi pandemi.

“Dulu saya bekerja sama dengan BIN. Untuk menghadapi ancaman biologi, Indonesia membutuhkan sistem perlindungan yang komprehensif bagi rakyat semesta. Dengan demikian negeri ini siap menghadapi pandemi apapun,” terang anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2010-2014.

Indonesia untuk menghadapi ancaman biologi harus memiliki wadah, sumber daya manusia, alat-alat dan perangkat lain. Satgas misalnya perlu dibentuk satgas bencana kesehatan.

“Banyak yang harus dibangun, kita belum punya apa-apa,” cetus alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini.

Ancaman biologi, lanjut Siti Fadilah sangat nyata di masa depan. “Indonesia harus segera berbenah untuk mengantisipasi bioterorisme yang akan datang,” tegas dia. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler