Siti Fadilah Supari: Kalau Lawannya Kuat, Dia Bisa Menggunakan Segala Macam Cara

Selasa, 20 Juli 2021 – 18:07 WIB
Siti Fadilah Supari. Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menanggapi pemberitaan sejumlah media asing yang melabeli Indonesia sebagai episentrum COVID-19 dunia.

Siti Fadilah mengatakan, pelabelan tersebut merupakan hal yang memalukan.

BACA JUGA: Jokowi Kecewa dengan Angka yang Dipasang Rumah Sakit, Lantas Menyebut DKI Jakarta

Harusnya, pemerintah bekerja keras untuk menghindari label negatif tersebut.

"Kalau perlu kerja 24 jam, menterinya harus berpikir keras agar jangan sampai status itu diberikan ke kita. Itu waktu masa saya dulu," kata Siti Fadilah dalam kanal Hersubeno Point di YouTube dipantau Selasa (20/7).

BACA JUGA: Instruksi Luhut Pada TNI dan Polri Serta Seluruh Pangdam: Jangan Ada yang Kalian Lewatkan

Ditambahkannya, jika para menteri bekerja dengan baik maka rakyat akan terselamatkan dari pandemi. Namun, hal itu memang butuh pengorbanan luar biasa. 

"Saya sampai mengorbankan diri saya sendiri di penjara karena melawan dan mereformasi WHO," ujarnya. 

BACA JUGA: Penderita Diabetes & Hipertensi Boleh Menyantap Daging Kurban, tetapi…

Dikisahkannya, saat pandemi flu burung, WHO menyatakan Indonesia sebagai episentrum flu burung di dunia.

Namun dirinya selaku menkes langsung membantahnya dengan memakai fakta bahwa virus flu burung tidak menular antarmanusia.

"Saya lawan dan nyatakan WHO tidak benar bahwa Indonesia akan menjadi episentrum flu burung, dan akhirnya saya bisa membuktikan bahwa virus flu burung itu tidak menular, padahal WHO mengatakan menular," tegasnya.

Dia melanjutkan, WHO bahkan membawa 10 ahli top dunia dengan membawa kesimpulan bahwa terjadi penularan human to human di Indonesia. 

"Namun waktu itu saya melawannya. Alhamdulillah bisa karena Allah menolong saya," ujarnya.

Karena perlawanan yang dilakukan itu menurut Siti Fadilah, akhirnya terjadi reformasi aturan WHO yang sebelumnya menyusahkan negara dunia ketiga bila terjadi pandemi.

WHO akhirnya direformasi karena di belakang Siti ada 128 negara. Dia melawan karena ada aturan-aturan yang tidak adil di lembaga dunia itu, dan membuat negara dunia ketiga menderita.

"Jadi alhamdulillah waktu itu saya bisa menggagalkan pandemi flu burung dan mencegah masuknya flu babi ke Indonesia," tegasnya.

Meski akhirnya dikriminalisasi dan masuk penjara karena melawan lembaga dunia yang sangat perkasa tetapi Siti Fadilah Supari tidak pernah menyesal atas harga yang harus dibayar untuk memperjuangkan kepentingan bangsa.

"Padahal saya awalnya mikir kalau lurus-lurus saja tidak akan apa-apa. Namun, ternyata kalau lawannya kuat, dia bisa menggunakan segala macam cara," tuturnya. (esy/jpnn)

 

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler