JAKARTA - Siti Fadilah semakin tersudut dengan status barunya sebagai tersangka dugaan korupsi proyek pengadaan Alkes di Kemenkes. Rabu (25/4), perempuan yang masih aktif sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) itu tiba-tiba mengundah puluhan wartawan ke rumahnya di kawasan Pondok Kelapa Jaktim.
Di depan awak media, Siti curhat bahwa saat ini dirinya sangat tertekan dengan kasus yang membelitnya. Undangan yang disebar Siti ke beberapa wartawan menyebutkan bahwa dirinya ingin berbincang-bincang dengan wartawan seputar statusnya sebagai tersangka pada Rabu (25/4) sore sekitar pukul 16.00.
Ternyata sejak pukul 15.00, depan rumah Siti sudah dipenuhi wartawan. "Ibu (Siti) masih di luar," kata seorang penjaga rumah kepada wartawan.
Sekitar pukul 17.00, ternyata Siti baru datang dengan menumpangi mobil dinasnya RI 74. Dia pun lantas mengajak para awak media tersebut masuk ke dalam rumahnya yang berlantai dua. "Hayo apa yang mau ditanyakan," kata Siti begitu duduk di sofa utama rumahnya.
Beberapa pertanyaan seputar penunjukan langsung dalam proyek pengadaan alkes yang dilakukannya. Siti lantas mengaku, penunjukan langsung yang dilakukannya tidak menyalahi aturan. Katanya, semua sesuai dengan undang-undang dan alasannya pun sangat kuat.
"Misalkan ada banjir bandang yang mati sudah 21 orang, yang sakit 66 orang, dan yang sudah mengungsi sudah 3000 orang lebih. Sehingga begitu ada permintaan dari bawah bahwa dimohon untuk penunjukan langsung, maka tentu saja saya tindak lanjuti berdasarkan prosedur," kata Siti.
Penunjukan langsung itu tetap harus memperhatikan syarat dan aturan yang berlaku, kewajaran harga dan akuntabilitas pelaksanaannya. "Tapi kalau surat penunjukan langsung kemudian digunakan oleh staf saya atau bawahan saya secara tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, maka yang bersalah itu yang menggunakan," imbuhnya.
Siti lantas mengaku bahwa sejak menjabat sebagai orang nomor satu di Kemenkes namanya sering dicatut dan dimanfaatkan berbagai pihak. Ada yang mengaku sebagai orang dekat, saudara, sahabat, dan lainnya. Bahkan pihak-pihak itu memanfaatkan namanya untuk memenangkan tender-tender.
Bagaimana anda bisa diseret Mulya Hasjmy (mantan Sesdirjen penanggulangan kesehatan masyarakat Kemenkes)? Siti pun menceritakan perkenalannya dengan Mulya. Kata dia, saat tsunami Aceh 2004 dirinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) memantau keadaan Aceh menggunakan helikopter. "Kami terbang rendah," katanya.
Nah, saat tiba di salah satu suatu bukit, ada kepala dinas kesehatan daerah Aceh yang diseret-seret oleh GAM. "Waktu itu GAM belum baik seperti sekarang. Dia mau dibunuh, namanya Mulya Hasim. Tapi karena helikopter kami terbang rendah, maka dia dilepaskan dari seret-seretan GAM dan dia bisa lolos. Di situlah dia dipapah orang, dan dikenalkan," imbuhnya.
Akhirnya, Siti mengizinkan agar Mulya ditugaskan di Jakarta agar nyawanya tidak terancam lagi dari GAM. Mulya pun akhirnya bertugas di Kemenkes.
Tapi bagaimana pun juga Siti mengaku siap menghadapi proses hukum yang menjeratnya. Siti pun mengatakan dirinya akan mengadiri sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagai saksi untuk Mulya hari ini.
Namun saat disinggung bagaimana perasaannya dengan status baru ini, Siti pun mengaku sangat tertekan. "Saya sekarang sering merenung. Tapi pusing juga dengar berita-berita tentang saya. Kalau tidak terganggu saya bohong," tutur Siti.
Meski begitu, Siti tetap berupaya melempar senyum kepada para wartawan. "Tapi Insya Allah perkerjaan saya tidak terganggu," imbuhnya. (kuh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Jadi Sorotan Internasional
Redaktur : Tim Redaksi