jpnn.com - SAMARINDA - Meski tim dokter RSUD AW Sjahranie sudah berusaha maksimal menyelamatkan nyawa Siti Nurhasanah (23), namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Usai meminta maaf kepada orangtua dan kerabatnya, Siti sempat membaca salawat dan syahadat. Lalu, wanita beranak dua itupun mengembuskan napas terakhirnya.
Siti meregang nyawa bersamaan dengan dikumandangkannya azan subuh, Senin (20/4) sekitar pukul 05.00 Wita kemarin, di Ruang High Care Unit (HCU) RSUD AW Sjahranie. Siti tewas akibat luka parah karena ditikam suaminya sendiri, Mt.
BACA JUGA: Bawa Samurai, Geng Motor Serang Warga
Belati yang dihunjamkan Mt ke lengan kiri Siti tembus, kemudian masuk mengenai organ vital di dada kirinya. Akibatnya Siti mengalami pendarahan hebat. Siti sempat terkapar di tepi jalan sekitaran kawasan Pemuda IV dan dibiarkan bersimbah darah.
"Saat itu warga di sana diam saja. Tak ada yang mau membantu atau mengangkat tubuhnya. Malah datang cuma foto-foto saja,” kata Ujaromun (44), paman Siti.
BACA JUGA: Tiga Bulan Istri tak Pulang, Eh..di Rumah Selingkuhan
“Bahkan ada seorang ustaz yang melihat kejadian itu cuma diam. Mungkin bila cepat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya bisa tertolong,” kata Ujaromun lagi.
Dijelaskan Ujaromun, akhirnya dia sendiri yang mengangkat dan melarikan Siti ke rumah sakit menggunakan sebuah angkot. Kondisi luka Siti yang mengenai dadanya, sempat dirahasiakan dari ibunya Nurul Huda (45) dan Mujiono (58), ayahnya, karena tak ingin keduanya merasa sedih. Ketika ditanya, Ujoromun menjelaskan luka yang dialami Siti hanya menembus tangan saja.
BACA JUGA: Pegawai Penyebar Foto Syur mantan Pacar Terancam Dipecat
Sri, adik Siti yang menjadi saksi mata kejadian itu mengungkapkan, saat kejadian dia bersama Siti dan seorang anak tetangganya Dinda (bukan Mn, anak Siti, seperti berita sebelumnya) mengendarai motor. Di sekitar lokasi kejadian, bertemu Mt yang saat itu juga mengendarai motor.
Motor yang ditunggangi Dinda, Siti dan Sri diadang. Siti dan Mt lalu terlibat cekcok gara-gara masalah perceraian. “Aku bawa pisau, mau kah kamu ku bunuh,” Sri menirukan ucapan Mt saat itu.
Ketika itu Siti meladeni ucapan Mt dengan menjawab “Berani kami bunuh aku. Gak malu kah kamu,” teriak Siti.
Setelah itu langsung saja Mt turun dan menyerang Siti. Ketika itu Sri sempat menenangkan Mt, tapi justru kena tikam di jari tangan. Sudah terlanjur kalap, Mt akhirnya berhasil menikam Siti hingga dia roboh bermandikan darah.
Sebenarnya Siti sudah menjalani operasi untuk menyelamatkan nyawanya, sekitar pukul 22.00 Wita. Saking parahnya pendarahan yang dialami, Siti menghabiskan delapan kantong darah. Sekitar pukul 03.00 Wita, kondisi Siti drop. Namun dia masih sadar dan sempat meminta maaf kepada orangtua dan keluarganya. Hingga akhirnya dia meninggal sekitar pukul 05.00 Wita. Pukul 10.00 Wita, Siti dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di kawasan Jalan Kenangan, Sentosa.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Antonius Wisnu Sutirta, melalui Kapolsekta Samarinda Utara Kompol Ervin Suryatna mengatakan, kini polisi sedang mengejar Mt yang diduga sebagai pelaku yang menyerang dan menikam Siti sampai tewas.
"Masih kami selidiki. Untuk motif kasus penganiayaan berujung kematian ini, kami menunggu pelaku (Mt, Red) tertangkap. Kami sudah menyita sebilah belati yang diduga dipakai pelaku menyerang korban (Siti, Red),” tandas Ervin. (rin/oke/agi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pacaran Kirim Foto Syur, begini jadinya
Redaktur : Tim Redaksi